SUKABUMI, bipol.co-Keberadaan Taman Cikondang dan Taman Kuliner tidak memberikan dampak positif dan keberkahan kepada para pedagang yang mencari rezeki di ruang publik tersebut.
Setelah ada taman, para pedagang justru mengalami penurunan omset yang sangat drastis sehingga membuat mereka nyaris bangkrut dan sebagian pedagang gulung tikar karena sepi pembeli.
“Sebelum ada taman, dagangan saya laku keras. Para pelanggan datang silih berganti. Sekarang setelah ada taman, kami menjadi sepi pembeli,” kata Didin pedagang mie ayam di Taman Kuliner Taman Cikondang kepada wartawan, Selasa (26/11/2019).
Dulu, lokasi tersebut merupakan tempat pemberhentian angkot jurusan Balandongan. Ketika sering dilalui angkot, para pedagang dapat menikmati hasil penjualan karena tingkat kunjungan masyarakat ke lokasi tersebut cukup tinggi.
Oleh Pemkot Sukabumi pada masa kepemimpinan Wali Kota HM. Muraz yang sekarang menjadi Anggota DPRD RI, terminal yang terletak di Kelurahan Cikodang, Kecamatan Citamiang itu diubah menjadi Taman Cikodang plus Taman Kuliner. Kedua fasilitas publik tersebut diresmikan menjelang pertengahan tahun 2018.
Sebelum dibangunnya Taman Cikondang, ujar Didin, dia bisa menjual mie ayam sebanyak sekitar 160 mangkok dalam sehari. Kini Didin hanya bisa menjual mie ayam sebanyak 45 mangkok, itu pun seret.
“Kami hanya ingin, tempat ini ramai seperti dulu. Banyak orang datang berkunjung. Saya yakin pemerintah lebih mengetahui caranya agar tempat ini menjadi ramai sehingga usaha kami dapat diselamatkan,” ungkap dia.
Didin pernah mendengar rencana pembangunan SMAN 6 Kota Sukabumi di lokasi tersebut. Tapi entah mengapa rencana tersebut batal dan gedung SMAN 6 jadinya akan dibangun di kawasan Jalur Lingkar Selatan.
Sekarang satu-satunya harapan Didin dan para pedagang di Taman Kuliner adalah tempat itu menjadi ramai. Berdasarkan pantauan, Taman Cikodang memiliki potensi menjadi ramai kalau dilengkapi sarana dan prasarana yang dapat menarik minat warga untuk datang. Taman tersebut harus dilengkapi sarana seperti tempat membaca, berdiskusi, dan bermain anak-anak.
“Kalau hari Minggu banyak yang senam di sini. Tapi setelah pukul delapan kembali sepi. Saya sudah 27 tahun berjualan mie ayam di sini,” tutur Didin.
Sampai sekarang, selain Didin, pedagang yang masih bertahan di Taman Cikondang antara lain pedagang es buah, bkaso, seblak, kupat tahu, dan geco. Kondisi mereka sama yakni hasil penjualannya tidak stabil.
Reporter Firdaus
Editor Deden .GP