Eksistensi Sarung Kembali Melambung !

- Editor

Senin, 4 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA.bipol.co –  Hampir setiap pelosok Indonesia memakai sarung, baik untuk ritual beribadah atau hanya memenuhi kebutuhan sandang sehari-hari. Namun, sarung sebagai fashion statement masih belum jamak diterapkan. Untuk itulah Festival Sarung 2019 digelar pada Minggu (3/3/2019). Semua pengunjung yang datang ke festival di Plaza Tenggara GBK diminta untuk memakai dress code busana kreasi dengan sarung.

Pada kesempatan tersebut, fashion show sarung karya dari beragam pihak dipertunjukkan, mulai dari mahasiswa jurusan fashion, SMK, dan penampilan khusus dari komunitas difabel. Berbagai model busana sarung sangat apik ditampilkan. Hal itu untuk menampik anggapan sebagian orang yang menilai sarung tidak modern.

Sarung yang sering dipakai untuk menyelimuti tubuh saat malam, berubah menjadi lebih chic dengan gaya menggulung yang berbeda. Ada gaya ruffle, hingga rok lebar dengan tambahan obi. Bahkan, bahan sarung dijahit menjadi blazer atau atasan asimetris. Semakin trendi ketika model memadukannya dengan sepatu hak tinggi atau sneaker.

“Jadi, masalah sarung ini memang sejak dahulu kala orang itu pakai sarung, budaya ini sudah hilang begitu lama, dianggap ini tidak modern, dianggap ketinggalan,” ujar Mohamad Nasir, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Banyaknya model busana dari sarung yang menawan menjadi titik pandang untuk masyarakat Indonesia agar menjadikan sarung sebagai fashion. Nasir meyakini sarung akan menjadi bagian dari fashion Indonesia.

Untuk itu, ia meminta perajin sarung di seluruh Indonesia dapat memodernisasi karyanya. Lewat modernisasi itu, sarung akan menjadi tren tersendiri. Ia juga berharap fashion memakai sarung bukan hanya dikenakan dalam acara tertentu saja. Sarung dapat digunakan untuk kegiatan apa pun, bahkan saat menghadiri acara resmi. “Tentunya dengan begitu dapat membangkitkan dan menggerakan ekonomi rakyat yang berbasis pada rakyat dalam hal ini terhadap budaya yang sudah dimiliki,” kata Nasir. (dgp)

Berita Terkait

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB