SOREANG, bipol.co — Stadion Si Jalak Harupat belum bisa dipastikan digunakan untuk Piala Dunia U-21, karena belum ada keputusan resmi dari PSSI maupun FIFA.
Hal itu disampaikan Anggota DPR RI, H. Dede Yusup Macan Effendi, saat meninjau Stadion Si Jalak Harupat, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Kamis sore (9/1/2020).
Dede Yusup didampingi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bandung, Dr. Marlan Nursyamsu, dan pihak lainnya meninjau Stadion Si Jalak Harupat, menjelang Piala Dunia Sepak Bola Usia 21 pada 2021.
“Saya datang ke sini (Stadion Si Jalak Harupat) karena mendapatkan informasi tahun 2021 akan dilangsungkan Piala Dunia U-21. Oleh karena itu, ada beberapa stadion yang diprioritaskan. Tadinya 10 stadion, mengerucut jadi 6 stadion, di antaranya nomor 6 Stadion Si Jalak Harupat,” kata Dede Yusup kepada wartawan.
Dede Yusuf mengatakan, menjelang Piala Dunia U-21 itu, PSSI dan FIFA ditunjuk sebagai assesment. Stasion Si Jalak Harupat salah satu yang diusulkan dalam pelaksanaan Piala Dunia U-21 tersebut.
“Bahkan Bupati Bandung juga menginginkan menjadi tuan rumah piala dunia U-21,” katanya.
Menurut Dede Yusuf, menjelang pelaksanaan piala dunia, perlu ada pembahasan karena berkaitan dengan penggunaan APBN maupun APBD untuk perbaikan sejumlah fasilitas atau infrastruktur stadion. Apalagi sebelumnya, untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur di Stadion Si Jalak Harupat sudah mendapatkan bantuan puluhan miliar rupiah.
Dari sisi pantau, katanya, Stadion Si Jalak Harupat sudah ada perbaikan. Namun untuk level piala dunia butuh perbaikan lanjutan. Seperti rumput, lingkungan, dan akses sarana dan prasana lainnya seperti WC.
“Untuk perbaikan tersebut dari APBD belum sanggup, sehingga perlu ada dukungan dari APBN,” jelasnya.
Dede mempertanyakan terkait rencana Stadion Si Jalak Harupat sebagai salah satu stadion yang dipilih dalam pelaksanaan piala dunia. Jika dipilih, kata Dede Yusuf, pihaknya ada kewajiban untuk memperjuangkan dana pendamping dari APBD maupun APBN.
“Saya sudah ngobrol dengan pengelola. Apa yang dibutuhkan, sepertinya tidak begitu banyak. Tetapi perlu spesifik dalam penanganannya,” ujarnya.
Menutut Dede, Stadion Si Jalak Harupan biasa digunakan oleh klub kebanggaan masyarakat Bandung, yaitu Persib Bandung.
“Kalau nantinya Stadion Si Jalak Harupat ditetapkan menjadi stadion yang digunakan Piala Dunia U 21, apakah Persib masih bisa main? Pasalnya, satu tahun sebelumnya jika stadion itu akan digunakan piala dunia harus sudah diblok. Ini akan menjadi catatan penting bagi kita,” ujarnya.
Dede berharap ada kepastian rencana penggunaan Stadion Si Jalak Harupat untuk piala dunia tersebut, supaya bisa menyampaikannya ke Menteri Pemuda dan Olahraga RI.
Dede memaparkan, jika Stadion Si Jalak Harupat digunakan Piala Dunia U-21, harus sudah ada kesiapan sekitar 80 persen. Stadion perlu ada perbaikan ekstra, jika dibandingkan dengan stadion lainnya seperti Stadion Pakansari dan Patriot.
Stadion Si Jalak Harupat dengan kapasitas tempat duduk 27.000, jauh jika dibandingkan dengan kapasitas Stadion Pakan Sari dan Patriot yang mencapai lebih dari 40.000 tempat duduk.
“Kita berharap Stadion Si Jalak Harupat bisa dipelihara secara baik supaya tidak tertinggal,” katanya.
Ia pun akan berusaha untuk mendorong penataan dan rehab pembangunan stadion tersebut supaya lebih layak jika digunakan piala dunia.
Dede kembali mengatakan, yang perlu mendapatkan perhatian dalam penataan infrastruktur itu, di antaranya fasilitas WC, tempat duduk, rumput, jalan masuk ke stadion harus diperbaiki. Kemudian, fasilitas di dalam stadion, seperti jogging track harus ada penataan.
“Tapi sampai saat ini belum ada penetapan dari PSSI dan FIFA, untuk menentukan stadion yang digunakan Piala Dunia U-21. Mestinya dalam waktu dekat ini. Apalagi saat ini ada dari Bali, yang mencoba masuk. Ini mau tak mau harus rembukan dari berbagai sektor,” pungkasnya.**
Reporter: Deddy | Editor: Hariyawan