Pengelolaan Sampah, Oded: Belajar ke Kampung Cibunut

- Editor

Jumat, 17 Januari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, di RW 07 Kampung Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kamis (16/1/2020).* humas.bandung.go.id

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, di RW 07 Kampung Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kamis (16/1/2020).* humas.bandung.go.id

BANDUNG, bipol.co – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, meminta Ketua RW 07 Kampung Cibunut, Herman Sukmana, menjadi mentor bagi RW lain se-Kota Bandung soal pengelolaan lingkungan.

Oded memuji sepak terjang Herman dalam menyelesaikan persoalan sampah di wilayahnya.

“Pak RW ini berhasil membangun karakter dan mindset warga, yang tadinya sulit untuk memilah sampah, kini sudah dipilah masing-masing di rumah dan mereka masukkan ke dalam biopori. Contoh biopori yang sudah berhasil itu juga di RW 7 ini,” ungkap Oded saat mengunjungi Kampung Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (16/1/2020).

Kampung Cibunut merupakan kampung eco-wisata yang menjadi percontohan dalam pengelolaan lingkungan di kawasan permukiman padat penduduk. Wilayah yang asri dan dicat warna-warni menjadi ciri khas kampung ini, sehingga terlihat cantik dan menarik untuk berswafoto.

Setiap rumah di kampung ini sudah tidak lagi memproduksi sampah. Sampah anorganik telah disalurkan ke Bank Sampah. Sedangkan sampah organik dimasukkan ke dalam biopori sehingga menjadi pupuk yang bermanfaat.

“Sampah anorganik mereka sudah tidak buang lagi ke TPS. Mereka sudah selesaikan di rumah masing-masing. Mereka juga sudah mengelola sampah organik berbagai metode, ada biopori, bata terawang. Ini bagus,” puji Oded.

Ia juga meninjau bank sampah warga di ujung kawasan. Di sana, warga sedang memilah-milah sampah anorganik. Setiap kemasan plastik dipisahkan ke dalam bagian yang bisa dijual, didaur ulang, atau dimanfaatkan menjadi ecobrick. Kebetulan, hari Kamis adalah hari penimbangan sampah. Dalam sekali timbang, satu bank sampah itu bisa menerima sampah lebih dari 200 kg.

“Mereka juga memiliki manajemen pengelolaan lingkungan bernama Proklim (Program Kampung Iklim), sudah dua tahun. Mereka atas dasar semangat dari RW punya gagasan karena mereka hidup di tengah kota yang banyak polusi. Hampir setiap rumah pasti ada tanaman. Bahkan di gang menanam pohon yang bisa membuat teduh,” beber Oded.

Oleh karena itu, ia meminta Herman untuk menularkan semangat dan ilmunya kepada 1.584 RW di Kota Bandung. Ia optimis, jika seluruh wilayah mengerjakan apa yang dilakukan RW 07 Kampung Cibunut, persoalan sampah di Kota Bandung bisa tuntas.

“Saya mendorong semua ketua RW di Kota Bandung bisa melakukan seperti ini. Saya optimis kalau semuanya melakukan seperti ini, sampah yang lebih dari 100 truk per hari ke TPA itu bisa selesai. Karena sudah ada model seperti ini, saya kira mudah lah untuk direplikasi,” ucap Oded.

Ia pun menginstruksikan kepada para camat dan lurah membina warganya di tingkat RW agar melaksanakan hal serupa. Para pimpinan di wilayah menjadi ujung tombak kesuksesan gerakan ini.

“Saya meminta kepada para camat dan lurah sebagai formal leader terus bisa melakukan supervisi kepala RW-nya. Apalagi dibantu Ketua RW yang sudah berhasil saya kira ini tidak terlalu susah,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua RW 07 Kampung Cibunut, Herman, mengaku awalnya tidak mudah mengajak warga untuk mengelola sampahnya sendiri. Tetapi setelah tahu manfaat dari bank sampah, warga bisa mendapat penghasilan setidaknya Rp700.000 dalam setahun.

Alhamdulillah, RW 07 Kampung Cibunut ini sejak 2015 juga sudah banyak mengapresiasi. Misalnya tahun 2018 menjadi juara pengelolaan sampah se-Jawa Barat versi BBWS dari Kementerian PUPR. Kami juga menjadi juara 1 lomba eco-village se-Jawa Barat. Itu insyaallah kami pertahankan,” tutur Herman.

Kendati demikian, ia terus menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangganya. Ia pun dibantu oleh berbagai pihak untuk mendapatkan pengetahuan tentang metode dan teknik pengelolaan sampah yang baik.

“Kami sekarang menjadi salah satu Proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Itu program untuk menyiasati perubahan iklim,” jelasnya.* humas.bandung.go.id

Editor: Hariyawan

Berita Terkait

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024

Berita Terkait

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB