15 Tahun Silam di TPA Leuwigajah…

- Editor

Sabtu, 22 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah warga berjalan di dalam terowongan sampah plastik dalam peringatan HPSN di Kampung Cirendeu, Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi, Jumat (21/2/2020). (net)

Sejumlah warga berjalan di dalam terowongan sampah plastik dalam peringatan HPSN di Kampung Cirendeu, Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi, Jumat (21/2/2020). (net)

BANDUNG.bipol.co – Warga Kampung Cirendeu, Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dengan mengenang peristiwa longsor yang terjadi pada 15 tahun lalu, tepatnya 21 Februari 2005.

Salah seorang perwakilan warga Cirendeu, Yana mengatakan bahwa setiap tahunnya Kampung Cirendeu selalu mengenang tragedi tersebut. Tragedi yang dijadikan sebagai peringatan HPSN itu, menurutnya adalah bencana kemanusiaan karena ulah manusia.

“Kami selalu melaksanakan (peringatan HPSN), dan mengingatkan bahwa ini bukan bencana alam, ini adalah bencana kemanusiaan, ini sebuah momentum bersejarah,” kata Yana dalam acara HPSN di lokasi eks TPA Leuwigajah, Kota Cimahi, Jumat (21/2).

Tragedi yang menewaskan sebanyak 157 jiwa itu menurutnya adalah bukti bahwa pengelolaan sampah dari para pemangku kebijakan yang kurang tepat. Meski sudah tak lagi menjadi tempat pembuangan akhir (TPA), eks TPA Leuwigajah itu ia harap bisa kembali seperti kondisi semula.

“Kami sebagai warga sangat merasa prihatin, ternyata pemerintah masih jauh dari harapan kami terkait bagaimana pemerintah memberikan edukasi (pengelolaan sampah), dan juga eks TPA ini bisa dikembalikan sebagaimana asalnya,” kata dia.

Sebagai warga kampung adat Cirendeu, ia mengakui pihaknya minim pengetahuan mengenai tata cara pengelolaan sampah yang baik. Pasalnya, kata dia, yang warganya ketahui hanyalah bagaimana cara menjaga alam tanpa adanya sampah.

“Eks TPA Leuwigajah ini mohon dinormalisasi, jadi harus ada kejelasan, ini harus dikembalikan ke asal (alam),” katanya.

Sementara itu, Sekda Kota Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan mengatakan tragedi itu cukup menjadi catatan bagi Pemerintah Kota Cimahi dalam mengelola sampah. Karena menurutnya kawasan tersebut lebih cocok apabila dijadikan ruang terbuka hijau (RTH).

“Apa yang terjadi 15 tahun lalu menjadi catatan bagi kita agar lebih bijak dalam menjaga lingkungan hidup,” katanya.

Sejauh, kata dia, ini pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi sudah mengedukasi kepada masyarakat tentang cara pengelolaan sampah.

Selain untuk warga Cirendeu, menurutnya edukasi mengenai pengelolaan sampah juga berlaku bagi masyarakat wilayah Bandung dan sekitarnya. Sehingga menurutnya sampah bisa diminimalisasi dari sumbernya.

“Kami menggerakkan kader lingkungan sampai ke tingkat RW (rukun warga), kita memiliki sekitar 312 RW se-Cimahi, kita akan pastikan kader paham tentang mengelola sampah, sehingga sampah yang dihasilkan berkurang,” kata Dikdik.  (net)

Editor      Deden .GP

Berita Terkait

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024

Berita Terkait

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB