Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia Rima Ferdianto mengatakan, sebagian atlet yang hanya menumpukan penghasilannya dari gaji pelatnas, kini harus kehilangan pendapatannya.
“Sama sekali tidak ada (penghasilan), karena kalau pelatnas disetop, mereka biasanya lanjut di pelatda (pemusatan pelatihan daerah) untuk kejuaraan nasional, tetapi bahkan sekarang pelatda saja tidak ada,” kata Rima saat dihubungi Sabtu.
“Ada yang tetap optimis, ada yang tetap semangat, ada juga yang langsung down karena mereka kebanyakan pendapatannya (bergantung) dari (profesi) atlet ini,” ujarnya.
Bahkan sebagian atlet paralimpiade yang memilih untuk tetap latihan secara mandiri di Solo pun sudah tidak mendapatkan gaji. Mereka saat ini berlatih dengan difasilitasi oleh NPC.
Meski begitu, Rima mengatakan NPC akan berusaha mencarikan solusi atas masalah tersebut. Selain memberikan motivasi, NPC juga terus berkomunikasi dengan pengurus provinsi agar para atlet yang hanya mengandalkan penghasilannya pada kegiatan pelatnas dan kejuaraan bisa diberikan bantuan.
“Tapi kita pelatih kan tugasnya terus memberikan motivasi selain mencarikan solusi dengan NPC provinsi masing-masing supaya mereka bisa dapat minimal bantuan dari pemerintah setempat,” tuturnya.
Pelatnas Paralimpiade Tokyo sudah berlangsung secara desentralisasi melalui pengawasan daring. Sebagian atlet proyeksi paralimpik juga telah dipulangkan secara bertahap sejak 5 April.
Keputusan memulangkan atlet diambil oleh NPC setelah jadwal Paralimpiade Tokyo diundur ke 24 Agustus-5 September tahun depan.
NPC juga sebelumnya sudah memulangkan 296 atlet pelatnas ASEAN Para Games sejak 16 Maret lalu. (net)