“Alhamdulilah, ingat ya di negara lain orang yang berjualan tidak laku karena ada ‘lockdown’, ‘lockdown’ itu semua ditutup orang tidak boleh bepergian, tidak boleh ke mana-mana, saya gak bisa membayangkan, kita patut bersyukur omzet masih Rp300 ribu, Rp200 ribu, Rp100 ribu, disyukuri, kita harus bersyukur kepada Allah SWT,” kata Presiden Jokowi di halaman belakang istana kepresidenan Bogor, Jumat (24/7).
Presiden Jokowi menyampaikan hal itu saat memberikan Bantuan Modal Kerja (BMK) kepada 60 orang pedagang mikro dan kecil dari kota dan kabupaten Bogor senilai masing-masing Rp2,4 juta.
“Ini cobaan yang kita hadapi dengan bekerja lebih keras lagi, berusaha lebih keras lagi, tidak ada kata-kata menyerah,” ujar Presiden menambahkan.
“Kondisi mereka mirip-mirip kita bahkan lebih parah dari kita, saya tahu dalam kondisi sekarang yang omzetnya tadinya Rp600 ribu atau Rp800 ribu tinggal Rp100 ribu, Rp200 ribu saya tahu,” ungkap Presiden.
Tapi Presiden mengatakan bahwa pada kondisi perekonomian pada Juni 2020 sudah mulai membaik.
“Angka yang saya punya Juni sempat naik, Juli bisa lebih naik lagi sehingga kita harapkan omzet bapak ibu normal kembali. Oleh sebab itu pada siang hari ini kira memberikan bantuan modal kerja sebesar Rp2,4 juta, cukup Pak? Cukup alhamdulilah, mudah-mudahan bisa membantu bapak ibu menambah modal kerja,” tutur Presiden.
Namun, Presiden meminta agar bantuan modal itu tidak dibelikan ponsel maupun pulsa.
Presiden juga berpesan agar para pedagang menjaga protokol kesehatan.
“Saya titip ke bapak ibu juga disampaikan ke lingkungannya agar diajak pakai masker, cuci tangan setelah berkegiatan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, menghindari pertemuan-pertermuan banyak orang, karena pandemik belum berakhir,” ujar Presiden menegaskan.
Para pedagang yang diundang ke istana kepresidenan Bogor antara lain mereka yang berdagang sayuran, bakso, sembako, sosis telur hingga berjualan es.
Salah satu pedagang bahkan berjualan “es kehausan”. “Saya dagang es secara menetap, tadinya omzet Rp1 juta sampai Rp900 ribu Pak,” kata pedagang itu.
“Es apa?” tanya Presiden Jokowi. “Es kehausan,” jawab si pedagang.
“Ooh namanya bagus banget, es nya dibawa ke sini gak? kalau dibawa saya mau ambil satu,” jawab Presiden.
“Saya kirim,” jawab pedagang.
“Bayar gak?” tanya Presiden.
“Gratis,” kata si pedagang.
“Gak boleh gratis, kalau ngirim saya harus bayar, orang usaha harus begitu ya,” ujar Presiden. (net)