JAKARTA.bipol.co- Brasil mencatat lebih dari 100.000 kematian akibat Covid-19, Sabtu (8/8). Angka kematian sebanyak itu terjadi lima bulan setelah kasus pertama yang dilaporkan. Negara berpenduduk 210 juta orang itu melaporkan rata-rata lebih dari 1.000 kematian setiap hari akibat pandemi sejak akhir Mei.
Pada Sabtu, tercatat 100,477 kasus kematian di Brasil dengan kasus positif mencapai 3.012.412 orang. Jumlah kematian dan infeksi Brasil nomor dua terbesar setelah Amerika Serikat.
Angka ini terpaut cukup jauh dengan Indonesia yang juga terdampak pandemi selama lima bulan. Angka kematian di RI tercatat 5.658 orang. Sementara kasus positif 123,503 orang per Sabtu (8/8).
Sebagai penghormatan kepada para korban Covid-19, LSM Rio de Paz menempatkan salib di pasir di pantai Copacabana dan melepaskan 1.000 balon merah ke langit, Sabtu (8/8).
“Sangat menyedihkan. 100.000 itu mewakili berbagai keluarga, teman, orang tua, anak-anak “, kata Marcio do Nascimento Silva, seorang sopir taksi berusia 56 tahun yang kehilangan anak-anaknya dalam pandemi dan bergabung dalam seremoni itu.
“Kami mencapai tanda itu (100.000) dan banyak orang sepertinya tidak melihatnya, baik di kalangan pemerintah maupun rakyat kami. Mereka bukan hanya jumlah tapi orang. Kematian menjadi normal,” kata Silva.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro, tetap skeptis soal dampak penyakit tersebut. Pria yang disebut ikut terinfeksi ini, tetap mendukung pencabutan pembatasan ekonomi.
Pencabutan pembatasan ekonomi ini telah dilakukan oleh gubernur negara bagian yang mencoba memerangi Covid-19.
Bolsonaro terlihat sering berbaur dengan orang banyak, terkadang tanpa mengenakan masker.
“Saya menyesali semua kematian, ini sudah mencapai angka 100.000, tapi kami akan menemukan jalan keluarnya,” kata Bolsonaro lewat Facebook pada Kamis (6/8) malam.
Para ahli mengeluhkan kurangnya koordinasi penanganan Covid-19 secara nasional di bawah pimpinan Bolsonaro. Pemerintah kota dan negara bagian juga mengeluh pembukaan pembatasan yang lebih awal dari yang direkomendasikan para ahli kesehatan.
“Ketidakmampuan administratif merusak kesempatan kami untuk memberikan penanganan yang baik terhadap COVID”, kata Miguel Lago, direktur eksekutif Institut Studi Kebijakan Kesehatan Brasil, yang memberi nasihat kepada pejabat kesehatan masyarakat. [net]
Editor: Fajar Maritim