KOTA SUKABUMI,bipol.co – Museum Prabu Siliwangi ikut meramaikan ajang Muvies (Museum Festivities) Anniversary ke-1 Museum Gedung Sate, Bandung.
Bersama 48 Museum se Jawa Barat, Museum Prabu Siliwangi mewakili daerah Kota/Kabupaten Sukabumi, menampilkan benda-benda sejarah Koleksi, salah satunya Arca Polinesia yang berasal dari zaman 5.000 Sebelum Masehi.
Acara yang digelar selama dua hari 15 dan 16 maret 2019, oleh Pemprov Jawa Barat, menyedot perhatian masyarakat Jawa Barat khususnya warga Bandung, walau di guyur hujan deras para milenial menghampiri stand-stand museum yang ada.
“Kami menempati salah satu stand yang disediakan oleh Pemprov Jabar di Gedung Sate. Tidak semua benda-benda sejarah yang ada di Museum Prabu Siliwangi kami bawa hanya masterpiece saja,” kata Pengelola Museum Prabu Siliwangi yang juga Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath, KH. Fajar Laksana ketika ditemui di Gedung Sate, Bandung, Jumat (15/3/2019).
Fajar mengaku mendapat undangan langsung dari panitia festival mewakili Sukabumi, Museum Prabu Siliwangi sendiri telah terdaftar sebagai anggota Asosiasi Museum Indonesia dengan nomor registrasi 175.
Pada pameran tersebut, lanjut Fajar, museum yang dikelolanya tidak hanya menampilkan benda-benda sejarah yang berwujud fisik, tetapi juga membawa benda-benda budaya yang tidak berwujud yakni Lisung dan Boles.
“Lisung dan Boles masuk dalam benda budaya tidak berwujud namun masuk dalam atraksi. Makanya kami diundang ke provinsi untuk atraksi seni lisung dan boles nanti malam pada pembukaan festival,” ujarnya.
Selain Arca Polinesia, Museum Prabu Siliwangi juga akan membawa Arca Dogu yang berasal dari tahun 1500 Sebelum Masehi. Benda lainnya yang dibawa adalah Kitab Suwasit yang berisi sejarah Prabu Siliwangi dan naskah kuno Mbah Dalem Mangkunagara tentang sasakaran Prabu Kiansantang.
Selanjutnya senjata kujang yang menjadi masterpiece Museum Prabu Siliwangi yaitu Kujang Tirtabala dan keris dari zaman Pajajaran yang belapiskan emas. Ada lagi senjata dari dari Jepang, Belanda, China, dan Jawa.
Fajar menegaskan, merupakan penghargaan yang luar biasa dengan di undang dan bisa tampil sudah lebih dari cukup.
“Selama ini kami ikut terjun membantu pemerintah dalam melestarikan sejarah dan budaya sunda. Karena hal tersebut bukan hanya tugas pemerintah akan tetapi tanggung jawab kita bersama,”ungkapnya
Salah seorang warga Bandung, Hendro Baroto, usai melihat benda-benda sejarah distand Museum Prabu Siliwangi, mengatakan pameran ini sebagai bentuk edukasi khususnya ke generasi muda kaum milenial. Dimana keberadaan museum di Muvies ini menerangkan bangsa Indonesia punya sejarah yang harus diketahui.
“Bangsa yang besar itu tahu akan sejarahnya. Terkait museum Prabu Siliwangi membantu edukasi, saya sendiri baru tahu adanya museum Prabu Siliwangi,” katanya.
Setelah mendengar penjelasan satu-persatu tentang benda-benda sejarah yang terdapat di Museum Prabu Siliwangi, semakin membuat tertarik Hendro untuk berkunjung langsung ke Sukabumi.
“Insya Allah saya akan datang silahturahmi ke Sukabumi berkunjung ke Museum Prabu Siliwangi langsung. Saya baru tahu di Bandung, kalau tahu sudah lama pasti sering kesana,” pungkasnya.
Reporter : Firdaus
Editor : Herry Febriyanto