BANDUNG.bipol.co – Sebagai salah satu kampus ternama di Jawa Barat dan Kota Bandung, Universitas Widyatama (UTama) kembali menyabet penghargaan bergengsi.
Penghargaan itu diperoleh dari Wali Kota Bandung Oded M Danial atas nama Pemerintah Kota Bandung. Utama dinilai sebagai salah satu lembaga yang berperan aktif dalam rangka memujudkan Kota Bandung yang kondusif membantu penanganan, pencegahan serta pengendalian COVID-19.
Ada sekitar 53 penerima penghargaan itu. Alasan Pemerintah Kota Bandung memberikan penghargaan kepada lembaga, instansi serta masyarakat, yaitu sebagai wujud ucapan terima kasih dan pengakuan terhadap penerima penghargaan.
Selain UTama ada dua kampus lainnya yang memperoleh penghargaan serupa yaitu Universitas Langlangbuana dan Universitas Komputer Indonesia.
Rasa terkejut sekaligus bangga tak urung dirasakan Rektor UTama, Prof. H. Obsatar Sinaga, atas penghargaan yang telah diberikan.
“Sebenarnya kita tidak menyangka kalau kemudian Widyatama masuk dalam penilaian tim wali kota dalam menjaga protokol kesehatan. Sebab yang kita lakukan sebagai hal biasa dan wajar, mengikuti aturan protokol kesehatan saja,” kata Prof. Obi, sapaan akrabnya, Selasa (2/3/2021).
Prof. Obi memaparkan ihwal protokol kesehatan yang dilakukan di kampusnya seperti apa. Menurutnya, protokol kesehatan yang diterapkan di kampusnya antara lain setiap tamu, dosen dan karyawan ataupun bukan yang memasuki lingkungan kampus harus diperiksa suhu tubuhnya, kemudian dikasih tanda.
“Bagi staf karyawan yang pergi ke luar kota kita lakukan rapid tes atau swab. Apabila terdeteksi di suatu lingkungan pejabat kami ada yang terkena COVID-19, kami tes sampai mereka negatif baru mereka boleh masuk. Selama ini yang dilakukan biasa saja sesuai prokes. Termasuk saat meeting jarak 1,5 meter dan dibatasi jumlahnya,” kata Prof. Obi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa di lingkungan kampusnya yang memiliki luas sekitar lima hektar, seminggu satu kali dilakukan penyemprotan disinfektan. Terutama di lingkungan yang baru digunakan. Hal itu dilakukan oleh tim khusus dari Virus, pihak ketiga yang melakukan prosesi protokol kesehatan, terutama untuk wilayah kerja di UTama.
Dalam aktivitas sehari-haripun menerapkan pembatasan jumlah dosen dan karyawan yang datang ke kampus.
“Kami memiliki karyawan cukup banyak, untuk dosen ada sekitar 270-an. Salah satunya melakukan WFH atau bekerja dari rumah. Dalam satu ruang kerja biasa ada tujuh orang kini hanya dua orang digilir, dalam satu Minggu mereka bekerja dua hari. Sedangkan apabila ada praktikum di kampus jumlah mahasiswa dibatasi setengah atau sepertiganya dari kapasitas ruangan yang digunakan. Jendela di setiap ruangan juga harus dibuka agar sirkulasi udaranya lancar,” kata Prof. Obi.
Pihak UTama juga dalam pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) melakukan penyemprotan di lingkungan sekitar kampus termasuk pemberian ribuan masker bagi warga di Kelurahan Sukapada, Kecamatan Cibeunying Kidul.
Termasuk PkM para dosennya yang melakukan pelatihan kepada pelaku UMKM agar tetap bisa berjalan usahanya dalam kondisi pandemi yang hampir berjalan satu tahun.
Saat ditanya mengenai vaksinasi untuk dosen, tenaga non kependidikan dan karyawannya, menurutnya di Universitas Widyatama sudah mengajukan kepada pemerintah melalui Satgas COVID-19 untuk melakukan vaksin. (Deden .GP)