Mahfud MD: Ada Upaya Mengagalkan Pemilu

- Editor

Selasa, 19 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mohammad Mahfud M.D (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

Mohammad Mahfud M.D (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

PURWOKERTO, bipol— Pakar hukum tata negara Mohammad Mahfud MD mengatakan saat ini ada sebuah gerakan yang berupaya menggagalkan pemilihan umum (pemilu).

“Sekarang ada teori yang berkembang dari mulut ke mulut, belum ramai, mumpung pemilu, ini ada sebuah gerakan, belum besar, tapi inginnya pemilu ini kacau sehingga nanti gagal, lalu pemerintah tidak ini, tidak itu, kosong,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa siang.

Mahfud mengatakan hal itu saat Dialog Kebangsaan Seri IV dengan tema “Mengokohkan Kebangsaan: Menjaga Nalar Sehat dan Berbudi” yang digelar di halaman Stasiun Purwokerto.

Menurut dia, kondisi tersebut dianggap sebagai peluang untuk memperbaiki negara dan jika pikiran tersebut benar, akan berbahaya karena namanya teori “aduk-aduk ikan di baki”.

Dalam hal ini, ikannya dikeluarkan semua, lalu diganti dengan yang bagus. “Itu tidak boleh. Kita punya proses demokrasi dan itu (teori `aduk-aduk ikan di baki`, red.) berbahaya,” tegas Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan itu.

Terkait dengan hal itu, Mahfud mengajak masyarakat untuk menjaga negara Indonesia dengan sebaik-baiknya karena telah dibangun dengan segala susah payah.

Menurut dia, 60 tahun diperintah oleh pemerintah yang tidak adil itu jauh lebih baik daripada negara kacau sehari saja. “Begitu negara kacau satu malam, besoknya tidak ada lagi negara. Itulah yang banyak dipakai sebagai rujukan untuk menjaga negara,” katanya.

Dialog Kebangsaan Seri IV tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Jelajah Kebangsaan yang diselenggarakan PT Kereta Api Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Gerakan Suluh Kebangsaan.

Kegiatan Jelajah Kebangsaan yang dilaksanakan pada tanggal 18-22 Februari 2019 itu mengambil rute dari Merak hingga Banyuwangi serta digelar di sembilan stasiun, mulai dari Stasiun Merak, Stasiun Gambir, Stasiun Cirebon, Stasiun Purwokerto, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Solobalapan, Stasiun Jombang, Stasiun Surabayagubeng, dan berakhir di Stasiun Banyuwangi. (Deg/ant)

Berita Terkait

Dadang Suryana Nilai Bupati Selesaikan Program 100 Hari Kerja dengan Baik
FPP TNI Surati MPR DPR Minta Pemakzulan Gibran Rakabuming Raka, Ini Isi Suratnya…
Bersama Partai Buruh Ribuan Massa Akan Turun ke Jalan Kepung Istana dan Gedung DPR RI
Menjaring Figur Pimpinan, Rommy dan Rusli Effendi Bersitegang
Prabowo Minta Soal 2 Periode Simpan di Hati: Berhenti Dulu Bicara Pilpres 2029
Jokowi Calon Kuat PSI? Pengamat IPO: Hasrat Kekuasaannya Masih Cukup Kuat, Namun…
Tak Punya Legal Standing, MK Tolak Pembatasan Jabatan Ketum Parpol
Hj Renie Rahayu Apresiasi Pemkab Bandung Perkuat Strategi Perlindungan Lingkungan

Berita Terkait

Kamis, 12 Juni 2025 - 11:28 WIB

Dadang Suryana Nilai Bupati Selesaikan Program 100 Hari Kerja dengan Baik

Rabu, 4 Juni 2025 - 20:48 WIB

FPP TNI Surati MPR DPR Minta Pemakzulan Gibran Rakabuming Raka, Ini Isi Suratnya…

Senin, 2 Juni 2025 - 21:08 WIB

Bersama Partai Buruh Ribuan Massa Akan Turun ke Jalan Kepung Istana dan Gedung DPR RI

Jumat, 30 Mei 2025 - 19:33 WIB

Menjaring Figur Pimpinan, Rommy dan Rusli Effendi Bersitegang

Selasa, 20 Mei 2025 - 11:01 WIB

Prabowo Minta Soal 2 Periode Simpan di Hati: Berhenti Dulu Bicara Pilpres 2029

Berita Terbaru