BANDUNG, bipol.co – Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto harus mampu memanfaatkan peluang sebesar mungkin dari media karena sumber informasi dari pemilih adalah media.
Demikian diungkapkan pengamat politik Universitas Padjadjaran Firman Manan kepada bipol.co, Sabtu (9/3/2019).
Firman menilai sikap Prabowo yang membatasi beberapa media dalam meliput aktivitasnya lantaran Prabowo beranggapan jika media-media tertentu tidak fair dalam pemberitaan, tetapi Prabowo tidak mampu memberikan verifikasi.
Menurut Firman, sikap Prabowo merupakan langkah yang salah. Sebab, dalam momentum kampanye presiden, Prabowo seharusnya memanfaatkan peluang sebesar mungkin lantaran salah satu sumber informasi bagi para pemilih adalah media.
“Justru disayangkan kalau dia (Prabowo) membatasi diri untuk berinteraksi dengan media karena saat ini sumber informasi itu adalah media, baik mainstream atau media sosial. Para kandidat harus banyak bicara, berinteraksi dan muncul di media,” ungkap Firman.
Sementara terkait perlakuan tidak fair beberapa media yang disebutkan Prabowo, Firman menilai hanya sebagai masalah persepsi. Pasalnya, jika beberapa media disebut tidak fair, tetapi mayoritas media masih relatif fair dalam memberikan pemberitaan.
“Jangan hanya karena ada satu atau dua media terkesan memojokkan dan tidak fair dalam pemberitaan, akhirnya menggeneralisasi semua media melakukan sama,” kata dia.
Menurutnya, pembatasan yang dilakukan Prabowo pada beberapa media justru akan berdampak negatif dan bisa merugikan diri sendiri. Sebab, pesan dalam visi misi dan program yang seharusnya bisa disampaikan kepada para pemilih lewat media, tentunya tidak bisa dilakukan.
Dirinya menilai, pernyataan Prabowo yang menyebutkan beberapa media tidak fair dinilai kontraproduktif. Sebab, Prabowo tidak pernah sekalipun memberikan data yang sesuai. Justru, publik akan mempertanyakan lantaran hal tersebut terkesan memberi stigma tanpa memberi fakta.
“Kalau persepsi itu yang ditangkap publik, itu justru yang akan merugikan karena publik mempersepsikan Prabowo itu konfirmasi datanya tidak dilakukan dan yang muncul sisi emosionalitasnya saja. Bagi kandidat yang bertarung dalam Pilpres bisa merugikan kalau persepsi itu muncul di publik,” ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Calon Presiden Prabowo Subianto melakukan lawatan ke Kota Bandung dan menyambangi Kantor Pengurus Pusat Persatuan Islam (PP Persis) pada Jumat (08/03/2019). Beberapa media nasional maupun lokal diketahui mendapat perlakuan tidak mengenakan karena dihalang-halangi untuk meliput kegiatan tersebut. (man)