WASHINGTON.bipol.co – Kelly Catlin, juara dunia balap sepeda tiga kali dan peraih medali perak Olimpiade 2016 asal AS yang meninggal pada usia 23 tahun, diketahui pernah mengalami geger otak geger otak sebelum nekad mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri pada 8 Maret lalu.
Christine Catlin, saudara Kelly, kepada Washington Post, Selasa (11/3/2019) mengungkapkan bahwa serangkaian kecelakaan yang menyebabkan patah tangan dan geger otak, membawa perubahan besar terhadap perilaku Kelly. “Ia tidak bisa berlatih dengan baik seperti biasa. Ia mengalami sakit kepala berat dan sensitif terhadap cahaya,” kata Christine.
“Ia kemudian mencoba bunuh diri pada Januari lalu…ia menulis surat elektronik panjang kepada keluarga, mengatakan bahwa pikirannya selalu pada lomba. Kami menelpon polisi begitu menerima surat itu dan mereka datang pada waktunya untuk menyelamatkan dia ketika itu,” katanya.
Mark, ayah Kelly, menyatakan Minggu lalu bahwa putrinya meninggal akibat bunuh diri. “Satu menit pun tidak pernah kali lewatkan untuk memikirkan tentang dia dan bagaimana menyenangkan kehidupan yang dijalaninya,” kata Mark tentang putrinya seperti yang dikutip Velo News.
Geger otak berhubungan dengan trauma akut yang hanya dapat didiagnosa setelah kematian dan kebanyakan ditemukan pada ratusan mantan pemain sepak bola Amerika. Gejala tersebut juga kebanyakan ditemukan pada atlet veteran, bukan atlet muda seperti Kelly.
Sebelum nekad mengakhiri hidupnya, Kelly berjasa mengantar AS merebut gelar juara dunia nomor tim pursuit sebanyak tiga kali secara beruntun dari 2016 sampai 2018. Kelly tidak hanya atlet berprestasi dunia, dia juga sedang mendalami ilmu komputer dan matematika di Universitas Stanford, setelah mendapatkan gelar sarjana muda bidang matematika dan Bahasa China. Ia juga pemain biola berbakat dan seorang seniman. (ant)