Indonesia Perlu Transisi Energi

- Editor

Senin, 1 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto ant

foto ant

JAKARTA.bipol.co –  Pemerintah Republik Indonesia perlu melaksanakan kebijakan terkait transisi energi, terutama yang terkait dengan batu bara, secara berkelanjutan karena komoditas itu sangat diandalkan di sejumlah provinsi di Nusantara.

“Yang menjadi pertanyaan, kalau ingin transisi berkeadilan, apa sih yang harus diantisipasi dan dilakukan,” kata Direktur Institute for Essential Serices Reform (IESR) Fabby Tumiwa dalam seminar bertajuk “Transisi Energi Global dan Masa Depan Batubara di Indonesia” yang digelar di Jakarta, Senin (1/4/2019).

Menurut dia, salah satu faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah produksi batu bara yang meningkat cukup signifikan di tataran global sehingga menyebabkan tekanan internasional agar Indonesia mengekspor batu bara.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa Indonesia sejak 2017 menjadi negara pengekspor terbesar di dunia, melampaui Australia yang sebelumnya dikenal sebagai negara pengekspor terbesar komoditas batu bara tersebut.

Febby juga mengingatkan bahwa penggunaan batu bara masih dominan dan dipakai di 78 negara di dunia serta menghasilkan 40 persen dari seluruh listrik dunia.

Namun, lanjutnya, perlu diperhatikan bahwa di sejumlah negara terdapat kebijakan dan rencana untuk mengurangi bahkan menghilangkan PLTU batu bara. Dari 78 negara, ada sekitar 30 negara yang berencana menutup PLTU Batubara sebelum 2030 atau tidak lagi membangun PLTU batu bara yang baru.

Di dalam negeri, ujar dia, semakin hari batu bara juga menjadi komoditas andalan yang dinilai hampir sama seperti sawit. “Kebutuhan di dalam negeri juga memiliki dinamikanya sendiri,” ucapnya.

Konsumsi listrik Indonesia meningkat sekitar 26 persen pada empat tahun terakhir, dari 812 kWh per kapita pada 2014 menjadi 1.021 kWh per kapita pada 2017.

Lebih dari 88 persen listrik yang dihasilkan, berasal sekitar 60 persen dari batu bara, 22 persen dari gas alam, dan 6 persen dari minyak, serta hanya 12 persen yang dihasilkan dari energi terbarukan.

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN terbaru yang diterbitkan pada Februari 2019, kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik diperkirakan meningkat dari 90 juta ton/tahun pada saat ini menjadi sekitar 150-160 juta ton pada tahun 2028-2030.

Selama empat tahun terakhir pula, pendapatan batu bara yang diterima mencapai rata-rata sekitar Rp31 triliun/tahun atau mencapai rata-rata mendekati 80 persen dari total pendapatan non-minyak dan gas bumi, tetapi kontribusi pendapatan batu bara untuk anggaran negara hanya sekitar 1,5 – 2 persen dari total pendapatan negara. (ant)

Editor  Deden .GP

 

 

Berita Terkait

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M
bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar
Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi
bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG
bank bjb Pelopori Penerbitan Surat Berharga Perpetual Rupiah di Indonesia
bank bjb Raih Platinum Rank di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2024
bank bjb Raih The Best Indonesia IT & Digital Operational Excellence Award 2024

Berita Terkait

Jumat, 29 November 2024 - 15:38 WIB

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M

Jumat, 29 November 2024 - 10:54 WIB

bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 19:58 WIB

Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar

Kamis, 28 November 2024 - 17:48 WIB

Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 17:14 WIB

bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB