BUSUR panah itu tiba-tiba melesat dari tangan kekarnya dan…clap ! Tepat mengenai
lingkaran kuning alias tepat sasaran ! Inilah hobi baru yang ditekuni seorang H. Edwin
Senjaya. SE MM, sang ketua Bandung Fighting Club (BFC) yang juga ketua Pengprov
Wushu Jawa Barat.
Hobi baru yang dilakoninya memang tidak main main. Berbekal rasa percaya diri tinggi,
Edwin tampil di sebuah open turnamen panahan di Tahura beberapa waktu. Hasilnya,
gelar juara digenggamnya. Latihan memanah selama 3 bulan yang dijalaninya di
Batununggal akhirnya berbuah manis.
Edwin menjalani latihan dengan disiplin, kerja keras dan kesabaran tingkat dewa.
“Apapun itu kalau kita menjalaninya dengan sungguh sungguh ujungnya pasti
membanggakan. Bagi saya, kerja keras tak akan mengkhianati hasil,” ujar Edwin yang
ditemui disaat berlatih disekitar rumahnya, Jl. Kembar Bandung.
Dengan spesialisasi nomor horsebow (tradisional), Edwin begitu piawai membidik
sasaran. Baginya, memanah tak sekadar olahraga yang menyehatkan, ada nilai lebih yang
dikandungnya, yakni ibadah.
Olahraga panahan merupakan olahraga yang bernilai ibadah
dalam setiap kegiatannya, baik itu sebelum ataupun disaat memanah. “Sesungguhnya
Allah akan memasukkan tiga orang kedalam surga karena satu anak panah, yaitu orang
yang saat membuatnya mengharapkan kebaikan, kemudian orang yang menyiapkannya
dijalan Allah, serta orang yang memanahkanya dijalan Allah,” ujar Edwin.
Kini Edwin memiliki busur panah antik terbuat dari kayu buatan Turki. “Ini pemberian
sahabat baik saya di Bandung Archery Club and School (BACS) Teguh .M Arifin.
Dengan busur inilah saya berlatih tiap hari,” ujar Ketua Dewan Pembina BACS ini.
Menurut Edwin, setiap pembina cabang olahraga idealnya juga harus terjun dan mampu
menguasai cabor itu sendiri. Dengan demikian pembina akan dekat dengan pengurus
bahkan si atlet itu sendiri. “Sinyal ini bagus agar sosok si pembina mampu memotivasi
dan menginspirasi pengurus dan atlet,” tegas Edwin. (Deden .GP)