Memanah Bagi Edwin Butuh Kesabaran Tingkat Dewa

- Editor

Selasa, 9 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto dok Edwin Sanjaya

foto dok Edwin Sanjaya

BUSUR panah itu tiba-tiba melesat dari tangan kekarnya dan…clap ! Tepat mengenai
lingkaran kuning alias tepat sasaran ! Inilah hobi baru yang ditekuni seorang H. Edwin
Senjaya. SE MM, sang ketua Bandung Fighting Club (BFC) yang juga ketua Pengprov
Wushu Jawa Barat.

Hobi baru yang dilakoninya memang tidak main main. Berbekal rasa percaya diri tinggi,
Edwin tampil di sebuah open turnamen panahan di Tahura beberapa waktu. Hasilnya,
gelar juara digenggamnya. Latihan memanah selama 3 bulan yang dijalaninya di
Batununggal akhirnya berbuah manis.

Edwin menjalani latihan dengan disiplin, kerja keras dan kesabaran tingkat dewa.
“Apapun itu kalau kita menjalaninya dengan sungguh sungguh ujungnya pasti
membanggakan. Bagi saya, kerja keras tak akan mengkhianati hasil,” ujar Edwin yang
ditemui disaat berlatih disekitar rumahnya, Jl. Kembar Bandung.

Dengan spesialisasi nomor horsebow (tradisional), Edwin begitu piawai membidik
sasaran. Baginya, memanah tak sekadar olahraga yang menyehatkan, ada nilai lebih yang
dikandungnya, yakni ibadah.

Olahraga panahan merupakan olahraga yang bernilai ibadah
dalam setiap kegiatannya, baik itu sebelum ataupun disaat memanah. “Sesungguhnya
Allah akan memasukkan tiga orang kedalam surga karena satu anak panah, yaitu orang
yang saat membuatnya mengharapkan kebaikan, kemudian orang yang menyiapkannya
dijalan Allah, serta orang yang memanahkanya dijalan Allah,” ujar Edwin.

Kini Edwin memiliki busur panah antik terbuat dari kayu buatan Turki. “Ini pemberian
sahabat baik saya di Bandung Archery Club and School (BACS) Teguh .M Arifin.
Dengan busur inilah saya berlatih tiap hari,” ujar Ketua Dewan Pembina BACS ini.

Menurut Edwin, setiap pembina cabang olahraga idealnya juga harus terjun dan mampu
menguasai cabor itu sendiri. Dengan demikian pembina akan dekat dengan pengurus
bahkan si atlet itu sendiri. “Sinyal ini bagus agar sosok si pembina mampu memotivasi
dan menginspirasi pengurus dan atlet,” tegas Edwin. (Deden .GP)

 

Berita Terkait

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 28 November 2024 - 15:03 WIB

Tradisi Memitu Indramayu Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Berita Terbaru