KPU Perlu Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2019

- Editor

Senin, 22 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ilustrasi

ilustrasi

BANDUNG, Bipol.co – Pengamat politik Telkom University Dedi Kurniasyah mengatakan KPU perlu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Pemilu 2019. Hal itu terkait banyaknya temuan dugaan-dugaan kecurangan dan kesalahan dalam Pemilu.

“KPU harus dievaluasi baik dari sisi pelaksanaan hingga sistem pemilihan yang lebih ramah terhadap publik, mudah diikuti, dan kontestan memiliki kecukupan waktu menarik perhatian publik agar lebih di kenal,” kata Dedi saat dihubungi bipol.co, Senin (22/04/2019).

Kasus petugas TPS yang meninggal di Jawa Barat, menurut Dedi, merupakan salah satu hal yang harus menjadi dasar evaluasi dalam pelaksaan Pemilu 2019. Dedi menilai perlu adanya pemisahan waktu pelaksanaan Pemilu.
Pemilu serentak, katanya, jelas berdampak negatif, khususnya bagi petugas. “Ide pemilihan berjenjang mungkin baik untuk dicoba, yakni memisahkan pemilihan eksekutif dan legislatif. Dengan jarak pemilihan 2,5 tahun atau setengah periode pemerintahan,” tambahnya.

Dedi menambahkan jika memang penyelenggara Pemilu belum siap dengan pemilihan berbasis elektronik, maka perlu dibuat regulasi terkait penyediaan logistik pemilihan. Dengan demikian, tidak terpaku pada distribusi (Logistik) nasional yang cukup memakan waktu panjang.

“Logistik baiknya dilakukan secara otonom oleh masing2 KPU di daerah, bahkan bisa juga hingg otonom tiap kabupaten dan kota,” tambahnya.

Terkait adanya petugas yang meninggal dunia saat menjalankan proses Pemilu. Dedi berharap dan menekankan untuk adanya jaminan bagi petugas TPS pada pemilu yang akan datang. “Secara moral KPU harus bertanggungjawab, dan untuk ke depan harus ada mekanisme jaminan resiko serta jaminan sosial bagi penyelenggara di tingkat KPPS,” tandasnya. **

 

Reporter: Rahmat Kurniawan
Editor: Ude D Gunadi

Berita Terkait

Anggota Komisi B Anton Ahmad Fauji Setuju Batas Waktu Pemutihan PKB Diperpanjang
Anton Ahmad Fauji Harap Hari Jadi ke-384 Kinerja Bedas Jilid 2 Lebih Nyata
Ratusan Jenderal Tandatangani Pernyataan Sikap, Usul Pergantian Gibran dan Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”
H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi
AHY Terpilih Kembali Sebagai Ketum, Puan Harap Partai Demokrat Terus Gotong Royong Bangun Bangsa
Secara Aklamasi AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Partai Demokrat: Berharap Bisa Bangkit
Ono Surono: Retreat Tidak Ada Aturan UU, Empat Kepala Daerah di Jabar Patuhi Perintah Megawati

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 14:52 WIB

Anggota Komisi B Anton Ahmad Fauji Setuju Batas Waktu Pemutihan PKB Diperpanjang

Selasa, 22 April 2025 - 13:21 WIB

Anton Ahmad Fauji Harap Hari Jadi ke-384 Kinerja Bedas Jilid 2 Lebih Nyata

Jumat, 18 April 2025 - 14:16 WIB

Ratusan Jenderal Tandatangani Pernyataan Sikap, Usul Pergantian Gibran dan Reshuffle Menteri Pro-Jokowi

Sabtu, 22 Maret 2025 - 17:37 WIB

Dukung Hasto, Massa Penuhi Pengadilan Tipikor Gunakan Rompi Oranye Bertuliskan “Hasto Tahanan Politik”

Selasa, 11 Maret 2025 - 17:23 WIB

H. Eep Jamaludin Sukmana Manfaatkan Reses di Bulan Ramadhan untuk Bersilaturahmi dan Tampung Aspirasi

Berita Terbaru