BANDUNG,bipol.co – Warga Kampung Cibunut menggagas suatu konsep kreatif untuk memulihkan gesekan-gesekan yang terjadi pasca Pemilu. Menuju Ramadhan Damai ‘Meramai’ merupakan suatu gagasan dengan membuat gambar di tembok-tembok rumah (mural).
Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Agus Sunarya (64) mengatakan, dirinya dan masyarakat Kampung Cibunut ingin menyambut dan melaksanakan ibadah Ramadhan dengan damai. Ia merasa pada masa Pemilu banyak gesekan-gesekan yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu dirinya dan Masyarakat berswadaya membuat konsep “meramai” dengan mural di Kampung Cibunut.
“Kemarin kan kita selesai Pemilu, lalu terdapat gesekan antarmasyarakat sedikit, tapi alhamdulilah di RW kita tidak ada.
Ini mengingatkan kepada untuk seluruh warga yang ada di Indonesia, di sini Ramadhan itu ‘meramai’ judulnya, Menuju Ramadhan Damai ke sana tujuannya,” kata Agus di Kampung Cibunut, Kota Bandung pada Jumat (10/05/2019)
Menurutnya untuk merealisasikan mural ini masyarakat bergabung dengan beberapa komunitas di Kota Bandung. Atas kerja sama tersebutlah tercetus sebuah gagasan “meramai” dengan mural.
“kemarin itu anak-anak di sini, pemuda Cibunut Finest bekerja sama dengan street art dakwah dan komunitas mural Bandung membuat gagasan dengan judul ‘Meramai’ Menuju Ramdhan Damai,” papar Agus.
Agus juga mengatakan bahwa untuk menuntaskan mural “meramai” ini mereka melibatkan lebih dari 70 orang. Mural ini tersebar di beberapa titik dengan corak dan bentuk yang berbeda-beda. ” Mural di kami itu ada tujuh, tersebar di empat RT yaitu RT 1,3,6, dan 7,” ujarnya.
Menurutnya hal yang terpenting bagi dari konsep “meramai” dengan mural ini adalah agar masyarakat itu tentram dan damai pasca pemilu. Hal ini juga sebagai bentuk pesan yang ingin disampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia. “Intinya menjelang Ramdhan kita harus saling bermaafan,” tegasnya.
Kampung Cibunut menurut Agus merupakan salah satu kampung kreatif yang ada di kota Bandung. Hal itu dikarenakan banyak hal-hal positif yang diciptakan oleh masyarakat sebagai bentuk dan dampak berkreatifitas.
“Iya di sini kita secara tidak langsung menjadi kampung kreatif, jadi di sini itu kerap dijadikan tempat wisata, Program Kampung Iklim (Proklim), Kampung Berbudaya Lingkungan (Ecovillage),” tuturnya.
Dalam hal pengelolahan sampah merupakan salah satu unggulan bagi Kampung Cibunut. Agus mengatakan bahwa pengelolahan sampah yang dilakukan dapat menjadi sumber ekonomi. Menurutnya hal tersebut merupakan hak yang positif bagi masyarakat.
“Di sini lebih beratnya ke pengelolaan sampah. Kalo kita pengolahan sampah organik itu dari warga diolah menjadi kompos lalu ada yang diubah menjadi gas. Selain itu pemanfaatan dari daur ulang sampah dibuat kerajinan tangan yang dipasarkan kepada pengunjung,” tandasnya.**
Reporter : Rahmat Kurniawan
Editor : Herry Febriyanto