SEMARANG, bipol.co – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai pertemuan sejumlah tokoh nasional saat pemakaman istri Presiden Ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, mencerminkan kerukunan dan kedamaian di Indonesia.
“Saya kira kemarin Indonesia berduka dan ada suasana duka yang cukup mendalam dan itulah yang mungkin jadi magnet kehadiran para tokoh. Penyampaian rasa duka itu dihadiri oleh tokoh-tokoh penting di Indonesia secara langsung,” katanya di Semarang, Senin.
Ganjar menyebutkan ada momentum membanggakan bagi bangsa Indonesia saat SBY menghampiri satu persatu pemimpin nasional yang hadir pada pemakaman istrinya tersebut, termasuk menghampiri dan bersalaman dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
“Kemarin semua orang menunggu momen yang hari ini menjadi viral di mana-mana, ketika Pak SBY menghampiri satu persatu pemimpin nasional dan bertemu dengan Bu Mega lalu salaman. Rakyat Indonesia melihat, semua senang dan itu menurut saya luar biasa,” ujarnya.
Menurut Ganjar, pertemuan itu memberi makna yang cukup mendalam bahwa Indonesia damai dan semua bisa bersatu. “Tidak hanya tokoh politik, kemarin tokoh agama, tokoh masyarakat, mereka hadir, pemimpin-pemimpin daerah juga hadir. Artinya suasana duka itu menyelimuti Indonesia dan mereka hadir memberikan penghormatan dan itu sesuatu yang baik untuk Indonesia,” katanya.
Politikus PDIP itu, berharap para tokoh politik bisa melakukan hal yang sama tanpa memandang perbedaan politik saat Pemilu 2019. “Saya kira ini jadi momen penting untuk bangsa ini, saya baca berita kalau tidak salah hari ini Pak Prabowo dari luar negeri juga akan datang untuk menyampaikan duka cita ke Pak SBY dan itu juga baik,” katanya.
Kalau para pemimpin maupun tokoh nasional bisa bertemu, lanjut Ganjar, tentu rakyat Indonesia akan senang karena bisa melihat para pemimpinnya kompak dan duka itu diekspresikan atau ditunjukkan oleh semua tokoh dengan keharuan dan ketulusan doa pada Ani Yudhoyono.
“Mereka datang, maaf tidak ada yang mencibir, semua dalam kekhusyukan doanya. Saya kira itu nilai-nilai Pancasila, budi pekerti, dan agama yang kita pegang,” ujarnya. (ant)**
Editor: UDE D GUNADI