BANDUNG,bipol.co – Aktivis Politik Rocky Gerung menilai tidak penting wacana rekonsiliasi antara Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sehingga, ajakan yang diklaim mampu mendinginkan suasana pasca Pilpres tidak perlu dilakukan.
“Pentingnya bagi rezim karena rezim merasa tidak enak tidur kalau tidak ada kawan tidur. Nah sekarang problemnya adalah orang dipaksa untuk tidur dengan musuh. Kan itu gak enak tidurnya,” ujarnya di Bandung, Sabtu (06/07/2019).
Menurutnya, ajakan rekonsiliasi yang terus digaungkan sejumlah pihak, khususnya tim Jokowi-Ma’ruf tidak perlu diterima Prabowo-Sandi. Justru, Rocky menilai akan lebih baik jika di Indonesia terdapat dua kubu yang saling berseberangan.
“Biarkan saja ada dua ranjang di negeri ini yang tidurnya masing-masing gak jadi persoalan kan. Kenapa harus tidur di ranjang yang sama. Pisah ranjang juga biasa kan,” imbuhnya.
Rocky mengatakan, kubu Prabowo-Sandi memang sudah seharusnya berseberangan dan menjadi oposisi untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Terlebih, dirinya menyebut Indonesia telah kehilangan demokrasi di era kepemimpinan Jokowi.
“Sejak awal saya beroposisi dengan pikiran. Pers juga sebetulnya melakukan fungsi oposisi karena gak ada pers yang netral. Pers mengucapkan sesuatu yang bagi dia curang. Kalau benar gak perlu didampingi pers,” tuturnya.
Sebelumnya, sejumlah pihak terus menyarankan supaya Jokowi-Ma’ruf melakukan rekonsiliasi dan bertemu dengan Prabowo-Sandi. Tujuannya adalah untuk mendinginkan tensi politik dan ketegangan yang masih terjadi di masyarakat.**
Reporter: Iman Mulyono
Editor : Herry Febriyanto