“Apalagi belakangan ini model peperangan berkembang dalam bentuk perang proxy, membonceng pihak ketiga yang kadang mengatasnamakan bentuk tertentu seperti agama,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyampaikan ancaman yang membahayakan pertahanan negara tidak hanya dari ancaman nyata seperti aksi teror, narkoba atau perang siber saja.
Tetapi ada ancaman lain yang tak kalah berbahaya, yakni perang “mindset”, perang tersebut tidak terlihat secara fisik, namun kehancurannya sangat jelas, yakni merusak ideologi.
Perang “mindset” ini tujuannya mencuci otak masyarakat dengan berbagai macam cara, sesuai dengan kepentingan pencipta kekacauan tersebut. “Bahkan ada satu keluarga melakukan pemboman, mengajak anaknya yang masih kecil, ini tidak masuk akal, harimau saja tidak mau membunuh anaknya. Inilah dampak buruk dari ancaman ‘mindset’,” ujarnya. (ant)