SAMPIT,bipol.co – Nakhoda dan lima anak buah kapal layar motor (KLM) Seruyan Raya berhasil bertahan di laut setelah kapal mereka tenggelam di perairan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, hingga datang bantuan untuk mengevakuasi mereka.
“Sebelum kapal tenggelam, kami fokus memikirkan bagaimana agar bisa selamat dan bertahan sampai bantuan datang.Kami bertahan di atas rakit yang ada di kapal tersebut sambil menunggu bantuan datang,” kata kapten KLM Seruyan Raya Suparmanto setelah dievakuasi ke Sampit, Minggu (21/7/2019).
Kapal kayu tersebut bocor, sementara mesin pompa tidak mampu lagi membuang air dari kapal. Kondisi makin parah dengan adanya gelombang sehingga kapal akhirnya tenggelam.
Sebelum kapal benar-benar tenggelam, nakhoda dan anak buah kapal mempersiapkan diri untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk jika bantuan lambat baru datang.
Mereka berhasil menghubungi agen perusahaan mereka menggunakan telepon jaringan satelit. Selain memasang jaket keselamatan, mereka juga mempersiapkan bekal. Mereka bertahan di atas rakit yang ada di kapal tersebut sambil menunggu bantuan datang.
“Kami membawa satu dus mi instan dan satu galon air mineral sebagai bekal makan dan minum kami untuk bertahan. Kami bersyukur bisa selamat,” kata Suparmanto.
Kapal layar motor Seruyan Raya GT 70 bertolak dari Sampit pada Jumat (19/7). Kapal bermuatan enam orang yang mengangkut karet itu diperkirakan tenggelam sekitar pukul 12.00 WIB di lokasi 17 mil dari Pantai Ujung Pandaran atau mendekati wilayah perairan Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan.
Kepala Basarnas Pos Sampit Suprapto mengatakan, evakuasi berjalan lancar. Keenam korban dievakuasi oleh kapal milik perusahaan tersebut yang dikirim setelah mendapat kabar dari nakhoda KLM Seruyan Raya bahwa kapal mereka tenggelam.
“Keenam korban dievakuasi ke Pos TNI AL di Samuda, kemudian dibawa ke Sampit. Kami bersama tim gabungan membantu supaya evakuasi berjalan lancar,” kata Suprapto.
Sementara itu, nakhoda dan lima anak buah kapal KLM Seruyan Raya dievakuasi ke Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit. Mereka menjalani pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi fisik dan psikis mereka usai kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa tersebut.
Kondisi mereka terlihat baik, namun pemeriksaan itu tetap harus dilakukan untuk memastikan keenam korban kapal karam tersebut dalam kondisi sehat, baik secara fisik maupun psikis.
“Pemeriksaan kesehatan didampingi agen yang mempekerjakan mereka. Setelah selesai pemeriksaan langsung diserahkan kepada agen. Sementara pemeriksaan terkait kecelakaan, dilakukan sambil jalan melihat kondisi nakhoda dan anak buah kapal,” demikian Pelaksana Harian Kepala KSOP Sampit Muhammad Amali Katjo melalui Humas Oktavia Sukma Burnama.(ant)
Editor : Herry Febriyanto