SUKABUMI, bipol.co – Warga Kota Sukabumi dan sekitarnya dikagetkan dengan mati lampu mendadak dari PLN. Ada permohonan maaf dari PLN atas kejadian itu. Permohonan maaf tersebut tampaknya tidak bisa diterima oleh sebagain masyarakat yang usahanya mengandalkan arus listrik PLN, seperti halnya di alami salah seorang pedagang sembako di Perum Nirwana Graha (PNG), Kelurahan Dayeuh Luhur, Kecamatan Warudoyong, Puput (45). Puput menuturkan, aliran listrik di daerahnya mati total selama 18 jam lebih, baru nyala sekitar pukul 6.35 WIB, sejak padam pada Minggu siang jam 12.05 WIB. Kerugian yang dialami Puput, es cream yang baru dikirim dari suplier meleleh semua, tidak bisa dijual ke warga karena bentuknya pasti sudah berubah.
“Saya hanya bisa pasrah, es cream pasti akan dibagikan ke tetangga secara gratis karena tidak mungkin bisa dijual,” kata Puput kepada wartawan, Senin pagi (5/8/2019).
Bukan hanya kerugian es cream, Puput tidak bisa berjualan pulsa karena jaringan internet lumpuh total. Namun di sisi lain, ada peningkatan usaha yang dia kelola untuk air aqua dan isi ulang. Puput mendapatkan omset penjualan sampai 50 persen. Pasalnya, warga PNG menggunakan sumur bor, bukan PDAM. Mereka yang tidak memiliki torn air, harus mengantre membeli air isi ulang untuk keperluan MCK (Mandi Cuci Kakus).
“Sejak sore bada Ashar permintaan air isi ulang laku keras. Sebelum Magrib juga sudah habis, baik isi ulang maupun aqua asli,” katanya.
Menurut Puput, padamnya arusan listrik yang cukup lama tetap merugikan para pedagang kecil seperti dirinya dan warga lain yang harus keluar uang lebih untuk bisa bertahan tanpa aliran listrik.
Memanfaatkan padamnya lampu, ada penjual lilin keliling yang masuk ke PNG, pedagang tersebut berputar menggunakan motor sambil teriak jualan Lilin, harga lilin yang dijual juga fantastis, yaitu 3 buah lilin dijual seharga Rp10 ribu, padahal biasanya Rp3 ribu. Namun karena stok lilin susah, sebagian warga terpaksa harus membelinya.
“Saya punya bayi di rumah, jadi harus beli lilin 6 buah seharga Rp20 ribu, daripada harus gelap-gelapan kasihan bayi,”kata Rusdianti (35) warga PNG.
Arus listrik menyala secara bertahap di Kota Sukabumi, ada yang sudah menyala pada pukul 20.00 WIB, pukul 02.00 WIB, bahkan daerah Selabintana dan Kabupaten Sukabumi hingga saat ini masih padam. Kerugian warga juga terlihat di media sosial. Banyak ikan hias koi dan lainnya mati akibat kekurangan oksigen. **
Reporter: Firdaus
Editor: Hariyawan