SOREANG, bipol.co – Kepala Sekolah yang satu ini telah mendapatkan empat kali penghargaan Sekokah Adiwiyata, sebuah penghargaan bidang lingkungan dari pemerintah.
Setiap ditempatkan menjadi kepala sekolah, di situlah ia meraih sekolah adiwiyata, baik tingkat kabupaten, provinsi, maupun tingkat nasional.
“Saya punya kiat, di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung. Artinya di mana pun kita berada kita harus menanamkan kebaikan yang harus bermanfaat bagi masyarakat,” tutur Kepala SMPN 3 Soreang, H. Mohamad Agus Mulyana, SPd. M.SI., saat ditemui usai memimpin rapat di Aula SMPN 3 Soreang, kemarin.
Selama kariernya menjadi kepala sekolah, Agus Mulyana telah mengoleksi empat penghargaan Sekolah Adiwiyata, yaitu pada 2013 saat menjadi kepala SMP Negeri 1 Kertasari. Di sekolah ini berhasil mendapat penghargaan pertama Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi. Tahun 2014 -2015 pindah ke SMP Negeri 3 Ciparay dimulai dari nol dan berhasil menyabet gelar Sekolah Adiwiyata Nasional. Terakhir empat bulan sejak ditugaskan menjadi kepala sekolah di SMPN3 Soreang, ia kembali mendapatkan Sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Bandung dan selang satu tahun Agus mendapat penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2019.
“Saya punya prinsip, walaupun besok dunia akan kiamat apabila kita punya benih kebaikan tanamkan hari itu juga. Artinya, kita tidak boleh menunda waktu dan menyia-nyiakannya,” paparnya.
Menurut, Agus Mulyana, keberhasilan yang diraih sesuai arahan Kepala Dinas Pendidikan. “Adiwiyata itu sebuah keniscayaan. Artinya, setiap sekolah harus Adiwiyata. Juga keberhasilan ini terinspirasi tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, yang mendirikan Taman Siswa, taman adalah tempat yang bersih, sejuk serta nyaman,” kata bapak dari lima anak ini.
Setiap sekolah yang dipimpinnya, Agus Mulyana berhasil menata, sehingga sekolah menjadi sejuk dan nyaman. Bahkan di setiap sekolah Agus selalu membangun aula dan panggung. Seperti halnya di SMPN 3 Soreang, selain sarana dan prasaranya lengkap, sekolah ini tampak lingkungnnya bersih dan nyaman. Hampir di setiap sudut terpangpang pot bunga dan taman hasil kreasi para siswa. Di halaman sekolah juga dibangun panggung cukup besar.
“Setiap bertugas saya selalu membangun panggung serta aula, yang disadari kepala dinas pendidikan, bahwa semua sekolah harus mempunyai aula dan panggung permanen. Kenapa harus ada panggung, karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan sekolah tanpa harus menyewa dan akan terus bermanfaat bagi sekolah,” ucapnya.
Menurut Agus, semua kerja keras butuh tantangan.
“Tapi biarlah semua lelah ini menjadi “Lillah”, artinya kita harus ikhlas di berbagai langkah untuk mencapai keberhasilan dan selanjutnya serahkan kepada yang Maha Kuasa tanpa harus mengharapkan imbalan apa pun demi menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat,” paparnya.
Lulusan SPG I Bandung dan lulusan IKIP jurusan Bahasa Indoneaia ini mengawali karienya sebagai guru di SMP Negeri 1 Pelabuhanratu Sukabumi pada 1984-1993, kemudian hijrah ke tanah kelahiran Bandung dan bertugas di SMP Negeri 1 Pameungpeuk Banjaran selama 12 tahun.
Pada 2005 Agus mengikuti tes kepala sekolah dan lulus. Tahun 2007 sebagai kepala sekolah di SMP Negeri 1 Rancabali. Tahun 2013 menjadi kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kertasari, di sekolah ini berhasil mendapat penghargaan pertama Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi.**
Reporter: Dedi Ruswandi
Editor: Hariyawan