“Saya menyakini setiap agama apa pun tidak pernah mengajarkan ujaran kebencian,” kata dia saat diskusi bertema “Let’s Talk about Hate: Decoding Interfaith Voices” di Jakarta, Sabtu malam.
Agama Islam, ujar dia, juga mengajarkan hal yang sama untuk saling menghormati dan mencintai semua orang. Namun, sejumlah kasus ujaran kebencian yang dilakukan oleh muslim dikarenakan tidak memahami agama secara baik.
“Jadi sebenarnya jika ada umat islam yang melakukan ujaran kebencian itu karena dia tidak pernah baca Al Quran,” katanya.
Sementara itu, pendiri Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengatakan bahwa umat Islam, Kristen dan Yahudi sudah hidup berdampingan sejak 2.000 tahun lalu. Akan tetapi, tidak jarang terjadi konflik atau perang di antara dua atau ketiganya.
Di lain sisi, ia menilai keberagaman agama atau perbedaan yang ada masih mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk jika terdapat kasus-kasus serupa ujaran kebencian dan bisa memecah belah umat.
Salah satu upaya pemersatu ialah adanya program antariman yang digagas oleh FPCI yakni “The 1.000 Abrahamic Circle”.
Program ini melibatkan pemuka agama Islam dari Indonesia, pemuka agama Kristen dari Selandia Baru, dan pemuka agama Yahudi dari Amerika Serikat. (ant)