BANDUNG.bipol.co – Pihak Universitas Islam Bandung (Unisba) angkat bicara perihal kejadian semalam di Kampus Unisba, yang menolong ratusan mahasiswa pasca aksi demo di DPRD Jabar yang dibubarkan paksa polisi pukul 18.35 WIB Senin (23/9/2019) malam.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Asep Ramdan Hidayat, mengatakan bahwa semalam pihaknya menolong ratusan Mahasiswa yang bentrok dengan polisi.
“Perlu dijelaskan situasi semalam di kampus kami itu bukan menyiapkan medis until aksi demo. Kami menolong mahasiswa yang lari ke kampus untuk mendapat pertolongan pertama,” jelasnya, Selasa (24/9/2019) di kampus Unisba.
Pihaknya membenarkan menolong Mahasiswa, yang terkena luka. “Kalau menolong kami iya, karena mereka mahasiswa meminta pertolongan saat kejadian semalam pukul 19.00 wib malam. Jadi bukan menyiapkan medis,” paparnya.
Terkait ratusan mahasiswa yang jadi korban ricuh, diakui Wakil Rektor III Unisba mengalami luka memar dan terkilir. “Data kami ada 92 orang dan itu dari mahasiswa berbagai kampus ya,” terangnya.
Saat ini, ke 92 orang tersebut ada yang dirujuk ke Rumas Sakit dan dipulangkan. “Intinya semalam mahasiswa lari kekampus, lalu pertolongan datang dari berbagai pihak seperti Dinkes Jabar, Dinsos, PMI Kota,” paparnya.
Kami dari Unisba, pada prinsipnya mendorong Mahasiswa untuk demo tidak, mendukung pun tidak. “Kita harus pada pemikiran yang konstruktif, supaya tidak terjebak. Idealisme mahasiswa harus kita tuntun,” jelasnya.
Mahasiswa ini Kelompok Intelektual mereka tidak boleh alergi. “Apabila yang perlu disuarakan, begitu untuk meluruskan koridor UU ya suarakan,” paparnya.
Jadi ditegaskan, semalam itu pihak Unisba bukan menyiapkan medis sejak awal karena Ada aksi Mahasiswa. “Kami pada posisi menyelamatkan manusia, tidak berpikir lagi mahasiswa mana, dan isunya apa. Dan itu sesuai visi dakwah kampus kami,” pungkasnya.
Reporter : Arif Pratama
Editor : Deden .GP