JAKARTA, bipol.co – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno, mengungkapkan sebelumnya sempat ada dua kubu dalam partainya. Kubu pertama mendukung Gerindra merapat ke pemerintah, sedangkan kubu kedua ingin tetap di oposisi.
“Pak Prabowo menyampaikan tiga hal (dalam rapimnas), dan ini menarik banget sebagai pembelajaran untuk dua kubu di Gerindra ini. Kalau bisa dilihat ada kubu yang (ingin bergabung ke koalisi Jokowi dan kubu yang ingin tetap menjadi oposisi),” kata Sandiaga di kediamannya di Jalan Pulombangkeng, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2019).
Sandiaga mengaku menjadi salah satu orang yang ingin Gerindra tetap beroposisi. Tujuannya, agar proses kontrol terhadap pemerintah tetap berjalan.
“Saya bagian dari kubu yang menginginkan kita harus tetap sebagai checks and balances, dan ini akan dihargai pendukung kita, dan ada sebagian teman-teman Gerindra yang bilang kita bisa melakukan seandainya kita ada dalam position of power atau bagian dari yang bisa mengeksekusi tersebut kebijakan,” ujarnya.
“Karena saya memiliki keyakinan dan itu diperkuat oleh data. Bahwa masyarakat pendukung Pak Prabowo dan pendukung Pak Jokowi juga menginginkan checks and balances. Makanya kita lihat di medsos komentar checks and balances itu diperlukan. Ada yang bilang demokrasi akan melemah kalau nggak ada checks and balances. Dan saya yakin itu suara murni dari rakyat,” sambung Sandiaga.
Namun, menurut dia, dua kubu itu dapat dipersatukan oleh sang ketum, Prabowo Subianto, dalam Rapimnas Gerindra yang digelar kemarin. Dua kubu akhirnya melebur menjadi satu dan mengikuti apa pun arahan sang ketum terkait sikap politik Gerindra.
“Jadi itu salah satu bagian dari proses Pak Prabowo merekonsiliasi dua pemikiran yang ada di Gerindra dan setelah taklimat kemarin sudah tidak ada dua perbedaan, sudah tidak ada dua kubu lagi, sudah tidak ada dua pemikiran lagi. Hanya pemikirannya Pak Prabowo kemarin yang menjadi pegangan bagi semua kader Gerindra,” kata dia.*
Editor: Hariyawan