“Menurut saya, itu indikasi film Indonesia sekarang sudah sangat diperhitungkan di per-peta-an film dunia. Jadi, itu bagus untuk industri film Indonesia,” ujar Joko di karpet merah pembukaan Festival Film Internasional Tokyo 2019 di Roppongi Hills, Tokyo, Jepang, Senin (28/10) petang waktu setempat.
Dalam festival film tahunan di Tokyo yang menginjak edisi ke-32 itu, Joko memboyong film berkisah tentang wewe gombel berjudul “Folklore – A Mother’s Love” yang dibintangi oleh Marissa Anita dan Muzakki Ramdhan.
“Berbeda, walaupun ada irisannya untuk film-film yang sama. Tapi, kedua festival, Busan dan Tokyo, saling melengkapi,” kata Joko. “Karena keduanya berada dalam tatanan festival film yang diakui dunia sebagai festival yang memiliki gengsi. Mereka juga selektif memilih film.”
“Mother’s Love” adalah bagian dari antologi film horor Asia yang tayang di televisi kabel HBO pada 2018. Wewe gombel, tema pilihan Joko Anwar, digambarkan sebagai hantu yang semasa hidup tak punya keturunan. Setelah menjadi roh gentayangan, wewe gombel kemudian menculik anak-anak yang tidak dicintai orangtuanya.
Film itu akan tayang sebagai bagian program CROSSCUT ASIA ♯06: Fantastic Southeast Asia yang menyoroti film fantastis bergenre horor hingga fiksi ilmiah dari Asia Tenggara pada 2019. Selain “Mother’s Love”, film “Foxtrot Six” dari Randy Korompis yang dibintangi Oka Antara juga tayang dalam program tersebut.
Joko mengemukakan alasannya mengapa bukan film horor “Perempuan Tanah Jahanam” yang masuk ke dalam program tersebut.
“Biasanya negara yang akan memutar suatu film, mereka meminta supaya ditahan dulu (tayang) festivalnya supaya mereka yang pertama kali memutar.”
Sebelum ke Festival Film Tokyo, film lain Joko berjudul “Gundala” yang diangkat dari komik Indonesia karya Hasmi masuk ke Festival Film Internasional Toronto (TIFF) dan diputar di program Midnight Madness. (ant)