JAKARTA, bipol.co – Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, mengatakan Partai Gelora Indonesia yang segera dideklarasikan tidak bisa hanya mengandalkan segmen pemilih Muslim dan sempalan pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Setidaknya ada empat modal penting yang harus dimiliki Partai Gelora Indonesia untuk bisa berkembang,” ujar Adi ketika dihubungi di Jakarta, Jumat.
Empat modal penting yang dimaksud, pertama, figur kunci yang menjadi magnet politik dan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
“Sebagai partai baru, Gelora harus memperbanyak mencari tokoh populer berpengaruh yang memiliki basis massa yang kuat dan basis massa yang luas,” kata Adi.
Adi berpendapat, wajar jika kemudian Partai Gelora mengajak bergabung tokoh politik ternama seperti misalnya mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar.
Ke dua, logistik yang memadai karena potret pemilih yang pragmatis atau ‘mata duitan’. Menurut Adi, di Indonesia sangat sedikit pemilih yang merasa menjadi bagian parpol tertentu
“Angkanya di kisaran 30 persen. Itu artinya, ada 70 persen pemilih yang tidak terafiliasi parpol tertentu. Itu ceruk pemilih yang mesti direbut Gelora,” kata dia.
Ke tiga, partai Gelora harus memperluas jaringan di lapisan bawah seluruh penjuru tanah air. Selama ini, jaringan massa yang dimiliki Partai Gelora Indonesia bersumber dari organisasi massa, Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi).
“Karena bukan PKS, Partai Gelora ini. Tentu style dan fashion-nya berbeda dengan PKS,” ujar Adi.
Terakhir, modal ke empat, Partai Gelora Indonesia harus memiliki ‘branding’ dan ‘positioning’ partai yang epik agar mudah diterima pemilih.
Adi berpendapat kalau Partai Gelora tidak bisa selalu mengandalkan segmen pemilih muslim dan sempalan pemilih PKS yang relatif masih solid ke Presiden PKS saat ini, Sohibul Iman.
“Gelora akan coba mempengaruhi pemilih PKS, iya. Tapi itu enggak berpengaruh signifikan. Buktinya, (suara) PKS di Pemilihan Legislatif naik signifikan. Keluarnya Fahri dan Anies Matta tak mempengaruhi suara PKS,” ujar dia.* ant
Editor: Hariyawan