JAKARTA, bipol.co – Inisiator Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah, mengklaim banyak kader PKS yang bergabung ke partainya. Fahri mengatakan mereka yang pindah kebanyakan atas kesadaran diri masing-masing.
“Banyak. Apa boleh buat, ‘kan? Pokoknya beginilah, teman-teman yang memahami bahwa di tempat yang lama itu mereka mengalami stagnasi ya, karena kebuntuan pikiran. Ya kan? Kita coba kita pakai akal sedikit saja,” ujar Fahri saat ditemui di Hotel Regis Arion, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2019).
Ditambah lagi, menurut Fahri, suasana kalangan internal PKS sudah tidak kondusif saat ini. Hal itu jugalah yang menjadi faktor kenapa banyak kader PKS ikut bergabung ke Gelora.
“Kok ada partai yang membiarkan dirinya memecat orang tanpa alasan. Lalu dia dihukum di pengadilan terus dia diam aja. Dihukumnya di PN, PT, MA terus diam saja dan kader nggak boleh nanya, kan aneh, kan. Kok bisa gitu?” kata Fahri.
“Nah, sekarang kader-kadernya yang nanya kan dimarahin. Ketemu saya dimarahin, ketemu Pak Anis Matta dimarahin, nanya nggak boleh, dimarahin juga. Ya habis gimana kalau orang udah kaya gitu kan dibuntuin namanya,” imbuh Fahri.
Fahri menjelaskan rencana transformasi partai ini didiskusikan sejak 10 tahun terakhir dengan mantan pengurus PKS lainnya.
“Kan begini ya, supaya tidak salah paham, kan kalian juga melihat bahwa Pak Anis Matta, Pak Mahfud Sidik, Pak Ahmad Riyadi, kemudian ada Pak Syahfan, Pak Zainuddin, dan lain-lain itu sebelumnya memang adalah pengurus di PKS. Tapi justru kami yang banyak melakukan diskusi cukup panjang-lebar dengan banyak orang,” katanya.
Fahri menyebut ada juga politikus Partai Demokrat Deddy Mizwar ikut dalam pembahasan itu. Fahri mengatakan tidak menutup kemungkinan Deddy nantinya juga akan bergabung ke Partai Gelora.
“Tapi sebetulnya transformasi politik itu kami sendiri sudah mikir panjang, sudah 10 tahun lebih kami mendiskusikan. Nah, teman kita yang berdiskusi inilah yang kemungkinan akan gabung. Dan salah satunya adalah orang seperti Pak Deddy. Orang Pak Deddy itu ngobrol sama kita sudah panjang,” tutur Fahri.* dtk
Editor: Hariyawan