JAKARTA, bipol.co – Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo, Adama Belva Syah Devara, mengatakan stafsus presiden dari kalangan milenial punya rasa dan kemasan berbeda dibanding stafsus lainnya.
“Jadi masing-masing dari kami punya rasa berbeda. Saya teknologi, disrupsi di semua sektor. Saya di Ruang Guru tentunya di pendidikan, terus yang lain mungkin transportasi ada, kita berpikir ‘digital delivery public services’ di bidang ‘health care’, ‘finance’, ‘taxes’,” kata Belva dengan mengenakan kemeja putih di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.
Presiden Jokowi hari ini memperkenalkan 7 orang stafsus baru dari kalangan milenial. Perkenalan itu dilakukan di beranda Istana Merdeka dengan duduk santai di “bean bag”.
“Mungkin kita bisa bantu untuk berpikir apa sih cara-cara barunya, apa sih pengaplikasian teknologi yang bisa kita lakukan di negara ini, sehingga kita tidak tertinggal dari negara-negara lain,” ujar Belva.
Belva mengaku sebelumnya tidak pernah terbayang menjadi salah satu stafsus.
“Tentunya kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi karena tidak terbayangkan di pemerintahan sebelumnya dan di negara lain, anak-anak muda seperti kami masuk ke ring 1 istana. Ini merupakan suatu komitmen besar dari Bapak Presiden bahwa anak-anak milenial ini ikut serta ke kebijakan publik yang tadinya apatis tidak boleh apatis lagi,” kata Belva.
Ada banyak sektor strategis, menurut Belva, ia dan stafsus milenial lain akan kerjakan.
“Kalau dari saya sendiri pendidikan, kepemudaan kewirausahaan, mungkin Putri di sini kreatif, Angkie disabilitas, (Billy) daerah tertinggal 3 T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), Mas Amin santri, Ayu mungkin ‘diversity and peace tolerance’, dan Taufan mungkin di fintech (financial technology). Kami sektornya berbeda tapi ini amanah yang besar, kepercayaan yang besar dan kami akan bekerja sekuat kami untuk bisa ‘deliver’ memenuhi ekspektasi Bapak Presiden dan kemajuan,” ujar Belva lagi.
Belva juga mengaku proses komunikasinya dengan Presiden Jokowi untuk menjadi stafsus sudah cukup lama.
“Proses panjang, saya dengan Bapak Presiden sudah sering berdiskusi mengenai sektor pendidikan. Saya pernah diundang rapat terbatas di Istana Bogor pada 2017, jadi sudah 2 tahun yang lalu dan sempat bertemu di kesempatan yang lain di ITB, acara Kemendikbud, jadi memang prosesnya panjang. Menurut saya ini kesempatan untuk belajar dari Beliau dan berkontribusi di sektor kami masing-masing,” kata Belva lagi.*
Editor: Hariyawan