JAKARTA, bipol.co – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berencana memperbanyak pemberdayaan mantan-mantan teroris sebagai narasumber dalam berbagai kegiatan penanggulangan terorisme.
“Saya akan maksimalkan menggunakan mantan teroris yang sudah sadar di masing-masing provinsi sebagai narasumber,” kata Kepala BNPT, Komjen Pol. Suhardi Alius, di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut disampaikannya saat menyampaikan hasil Survei Nasional BNPT 2019 tentang “Internalisasi Kearifan Lokal dan Potensi Radikalisme di 32 Provinsi”.
Bersamaan dengan itu juga digelar rapat koordinasi nasional (rakornas) Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang digelar BNPT di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, 10-13 Desember.
Suhardi menjelaskan pemberdayaan secara maksimal terhadap mantan-mantan teroris itu merupakan salah satu rencana ke depan yang akan didiskusikannya pada rakornas Selasa malam.
Menurut dia, mantan teroris yang sudah sadar itu akan diminta menyampaikan penjelasan kepada masyarakat, terutama anak-anak muda yang selama ini menjadi sasaran empuk penyebaran paham radikalisme.
Ia menilai mantan-mantan teroris itu lebih efektif dalam menyampaikan langkah pencegahan dan penanggulangan terorisme karena mereka punya pengalaman berharga yang bisa diceritakan.
“Nanti dia kan ngomong, ‘Kamu salah menafsirkan ayat-ayat itu. Saya ini mantan teroris, udah pernah kejadian’, contohnya. Kan lebih bermanfaat ketimbang kita yang belum punya pengalaman di situ,” kata Suhardi.
Selain itu, kata dia, masyarakat akan terus dilibatkan dalam berbagai upaya penanggulangan terorisme, termasuk memberikan peran kepada para Duta Damai Dunia Milenial.
Diakui Suhardi, rakornas itu mengumpulkan seluruh FKPT di Indonesia sebagai perpanjangan tangan BNPT di provinsi untuk mengevaluasi kinerja selama 2019.
“Tentu pasti ada tambal sulam, kekurangannya, dan sebagainya. Nah, inilah harapan kita apa hal-hal yang masih kurang di 2019, kita perbaiki di 2020, contohnya memaksimalkan mantan teroris yang sudah sadar tadi,” katanya.*
Editor: Hariyawan