GARUT, bipol.co – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengevaluasi hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 bersama seratusan pemuda perwakilan dari berbagai lintas agama yang hasilnya menjadi introspeksi Bawaslu dalam memperbaiki kinerja pada pemilu maupun pemilihan kepala daerah yang akan datang.
“Jadi kami kumpulkan pemuda lintas agama di Garut ini sebagai refleksi dan evaluasi terkait hasil Pemilu 2019,” kata Ketua Bawaslu Garut, Ipa Hafsiah, usai kegiatan evaluasi Pemilu 2019 bersama pemuda lintas agama di salah satu hotel di Garut, Selasa (24/12/2019).
Ia menuturkan, pelaksanaan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif 2019 di tingkat Kabupaten Garut telah selesai, namun hasilnya perlu ada evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya.
Khusus evaluasi yang saat ini dilaksanakan, kata dia, melibatkan para pemuda lintas agama yang sebelumnya telah ikut serta untuk menjaga dan mensukseskan Pemilu 2019.
“Sesuai dasar hukum tentang pemilu bahwa pengawasan itu tidak hanya Bawaslu tapi melibatkan pengawasan partisipatif seperti pemuda lintas agama sehingga pemilu di Garut sukses tanpa ekses,” katanya.
Ia mengungkapkan, pembahasan evaluasi pemilu tersebut sekaligus meningkatkan pemahaman kepada pihak terkait dalam melaksanakan tugas mengawasi pelaksanaan pemilu.
Hasil Pemilu 2019, kata dia, ada beberapa penilaian dari masyarakat terkait tidak diprosesnya kasus temuan pelanggaran pemilu, padahal semua kasus telah diproses sesuai aturan yang berlaku seperti kasus kepala desa yang tidak netral telah sampai ke persidangan.
“Kita pun dari hal ini dapat masukan, saran, apabila ada kekurangan dari pelaksanaan pemilu kemarin, kita perbaiki ke depan,” katanya.
Ia menambahkan, secara keseluruhan tahapan pelaksanaan Pemilu 2019 di Garut dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Indonesia.
“Di Garut ini tidak begitu kompleks seperti kota kabupaten lain, kenapa, karena Bawaslu Garut punya strateginya, yaitu selalu koordinasi dan komunikasi dengan pemangku kepentingan, tokoh agama, adat, budaya, TNI, Polri dan media juga,” katanya.* ant
Editor: Hariyawan