SEMARANG, bipol.co – Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang akan digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 1-5 Juli 2020 bakal dihadiri ribuan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
“Jumlah peserta yang sudah didaftar untuk mengikuti muktamar mencapai 3.000 orang, sedangkan puluhan ribu orang juga hadir sebagai penggembira,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, di Semarang, Rabu (6/2/2020).
Hal tersebut disampaikan Haedar saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di rumah dinas gubernur.
Pimpinan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia itu mengungkapkan, tujuan kedatangan dirinya bersama jajaran PW Muhammadiyah Jateng dan pengurus Aisyiyah untuk bersilaturahim sekaligus berkoordinasi terkait dengan rencana penyelenggaraan muktamar.
Ia menjelaskan, tema Muktamar ke-48 Muhammadiyah adalah “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”, sedangkan untuk Muktamar Aisyiyah yang digelar bersamaan mengambil tema “Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Bangsa”.
Dalam kesempatan tersebut, Haedar juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga Kota Solo jika penyelenggaraan Muktamar ke-48 Muhammadiyah mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat.
“Mungkin akomodasi peserta selama mengikuti muktamar mengakibatkan kemacetan lalu-lintas di beberapa titik, kami akan berusaha tertib dan berkoordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk jajaran Pemprov Jateng serta beberapa pemerintah daerah,” ujarnya.
Rencananya, pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dilaksanakan di Stadion Manahan, tetapi masih menunggu kepastian dari pihak terkait.
Gubernur Ganjar menyatakan mendukung dan siap menyukseskan pelaksanaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Kota Solo selama lima hari itu.
Politikus PDI Perjuangan itu berharap Muktamar Muhammadiyah mendatang bisa menggelorakan semangat persatuan bangsa sekaligus menggeliatkan perekonomian di Kota Solo dan sekitarnya, khususnya terkait dengan bisnis penginapan dan kuliner.
Ganjar mengusulkan agar penutupan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah yang jatuh pada hari Minggu dapat dilakukan saat acara “Car Free Day” dengan melibatkan semua lapisan masyarakat.
“CFD di Solo menurut saya yang terbaik, saat penutupan muktamar di sana bisa sekalian menyampaikan mengenai sejarah Muhammadiyah di Indonesia,” katanya.* ant
Editor: Hariyawan