SOREANG, bipol.co — DPRD Kabupaten Bandung mendorong untuk memaksimalkan pelayanan pembangunan di daerah perbatasan, sehingga menjadi wilayah teritorial yang betul-betul sebagai wajah Pemerintahan Kabupaten Bandung. Wilayah itu, seperti perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kota Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.
Ketua DPRD Kabupaten Bandung, H. Sugianto, mengatakan pembangunan di daerah perbatasan yang harus diutamakan, seperti infrastruktur jalan, pelayanan kesehatan, pendidikan, serta pariwisata.
“Seperti ketika kita melakukan penanaman pohon aren bersama Pak Bupati di Cipelah, khususnya perbatasan di Gelaran Anyar, Kampung Cisawu, Desa Cipelah, perbatasan Cianjur, jalan sudah dicor. Itu salah satu pembangunan infrastruktur,” kata Sugianto, ketika berbincang di Gedung DPRD Kabupaten Bandung, Soreang, Rabu (12/2/2020).
Menurut Sugih, selain pembangunan infrastruktur jalan, saat ini dewan sedang mendorong dalam upaya memaksimalkan pembangunan perbatasan, khususnya daerah terpencil, yaitu pembangunan infrastruktur pelayanan kesehatan, seperti puskesmas.
Namun untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur kesehatan berupa puskesmas ini, kata Sugianto, bagaimana pemerintah desa menyiapkan lahannya.
“Ini sangat penting, karena masyarakat diperbatasan misalnya di Cipelah yang saya pantau, mereka berobatnya lebih dekat ke Cianjur, yaitu ke Pagelaran daripada ke puskemas pembantu di Desa Cipelah karena radiusnya lebih dekat ke Cianjur. Ini fenomena di daerah perbatasan,” kata Sugianto.
Karena itu, tuturnya, untuk memotong masyarakat agar tidak ke luar wilayah Kabupaten Bandung di sekitar Cisawu itu, harus dibangun puskesmas pembantu.
Untuk percepatan pembangunan pelayanan kesehatan di situ, kata Sugih, harus diutamakan persiapan pengadaan lahan.
“Kami mendorong sinergitas pemerintah desa dengan kabupaten untuk pembangunan pelayanan infrastruktur kesehatan ini. Desa menyiapkan lahannya dan Pemerintah Kabupaten Bandung menyiapkan infrastruktur pembangunanya. Ini akan cepat terealisasi,” papar Sugih.
Hal yang selalu menjadi sorotan masyarakat di daerah perbatasan, kata Sugianto, adalah infrastruktur jalan, fasilitas jembatan, dan fasilitas kesehatan.
“Padahal di daerah perbatasan kalau saya lihat untuk perekonomian lebih maju. Salah satunya hasil pertanian dibawa ke Cipelah, terjadilah transaksi di Kabupaten Bandung. Pembelinya orang Cianjur orang Kabupaten Bandung, atau orang luar. Perekonomian relatif lebih hidup. Ya mungkin kalau disebut sejahtera mah belum ya, tapi paling tidak ini ada pemerataan di bidang ekonomi,” katanya.
Sugianto juga menyatakan salut atas kerja petugas kesehatan UPTD Yankes di sana. Mereka ada solusi dalam melakukan pengobatan secara preventif dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, sehingga penyakit di masyarakat bisa terdeteksi dini.
“Petugas puskesmas di Rancabali melakukan jemput bola kepada masyarakat yang ada diperbatasan. Oleh karena itu, kami mendorong Dinas Kesehatan agar petugas kesehatan di daerah perbatasan terpencil melakukan jemput bola dalam memberikan pelayanan kesehatan. Yang sudah dilakukan di Rancabali, terutama di Cipelah di Kampung Gelarananyar dan Cipelah Dua perbatasan Cianjur,” ucap Sugianto.
Sugianto menuturkan, dewan juga akan mendorong Dinas Kesehatan secara optimal. Terutama untuk tenaga medis di daerah terpencil yang saat ini masih kekurangan, baik bidan, dokter, dan tenaga perawat.
“Jadi banyak hal yang harus didorong. Selain infrastruktur, SDM-nya atau tenaga medis, karena ini sangat penting. Jangan sampai infrastruktur ada, sedangkan SDM-nya tidak ada. Jadi percuma. Saya juga mengkritisi karena masih banyak tenga medis yang tidak mau ditugaskan di daerah terpencil, padahal ada tunjangan dan lainnya,” kata Sugianto.**
Reporter: Deddy | Editor: Hariyawan