“Menjaga ketersediaan pangan sampai Mei 2020. Prognosa saat ini 11 bahan pokok diperkirakan mencukupi,” kata Mentan Syahrul dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR Jakarta, Senin (17/2).
Syahrul menjelaskan bahwa sejumlah komoditas pangan, seperti bawang putih, daging sapi/kerbau, dan gula pasir masih harus didatangkan melalui impor untuk mencukupi kebutuhan konsumsi.
Kementerian Pertanian juga akan menggelar operasi pasar murah pada Februari sampai bulan-bulan berikutnya guna menjaga stabilisasi harga pangan yang rentan mengalami fluktuasi. Komoditas tersebut, yakni bawang putih, daging sapi/kerbau, cabai rawit, cabai merah, gula pasir, dan daging ayam.
“Kementerian Pertanian juga merencanakan pasokan atau produksi dalam negeri melalui daerah sentra produksi cabai, bawang merah dan komoditas hortikultura lainnya,” kata Syahrul.
Ada pun Kementerian Pertanian telah menargetkan produksi komoditas pangan strategis untuk kebutuhan tahun 2020. Dalam target ini, produksi padi ditargetkan mencapai 59,15 juta ton.
Kemudian produksi jagung ditargetkan mencapai 24,17 juta ton; kedelai 420 ribu ton, bawang merah 1,66 juta ton; cabai besar 1,35 juta ton dan cabai rawit sebanyak 1,47 juta ton. Di samping itu, Kementan juga menargetkan produksi kopi sebanyak 769, 72 ribu ton; kakao 771, 89 ribu ton dan kelapa 2,8 juta ton.
“Kemudian kami menargetkan populasi sapi sebanyak 18,78 juta ekor yang menghasilkan daging sekitar 4,81 juta ton, serta produksi daging sapi kerbau sebanyak 432, 91 ribu ton,” Syahrul.
Dengan angka produksi ini, pemerintah memastikan tidak akan melakukan impor beras karena ketersediaan periode Januari-Maret mencukupi. Terlebih, stok beras di akhir bulan Desember mencapai 4.514.280 ton. Dari angka tersebut, perkiraan produksi mencapai 14,2 juta ton dengan perkiraan kebutuhan 12,6 juta ton. (net)