BANDUNG, bipol.co — Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rita Verita, mengimbau warga agar tidak perlu panik dengan hadirnya virus SARS Cov-2 (virus corona) di Kota Bandung. Kendati telah ditemukan kasus positif, namun bukan berarti semua orang harus mengikuti rapid test atau tes cepat yang dilaksanakan pemerintah.
Rita mengatakan, pihaknya melakukan klasterisasi kepada warga yang perlu dan tidak perlu dites. Ia memprioritaskan tenaga kesehatan dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) untuk dites lebih dulu. Selain itu, orang-orang yang pernah berkontak dengan pasien positif Covid-19 juga akan diprioritaskan.
“Sesuai arahan Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota Bandung, prioritas tes itu kepada tenaga kesehatan untuk melindungi mereka. Lalu ODP dan orang-orang yang berkontak atau berinteraksi dengan pasien positif Covid-19,” jelas Rita, Jumat (27/3/2020).
Rita menegaskan, di luar kelompok tersebut tidak perlu dites. Hal tersebut merespon banyaknya permintaan tes dari masyarakat yang sehat dan tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien positif.
Bagi orang yang tidak bergejala, ia hanya perlu menjaga agar tubuhnya tetap sehat dengan menjaga kekebalan tubuh dengan gizi seimbang dan hidup bersih.
“Kalau tidak bergejala tidak usah dites. Selain karena alat tesnya terbatas, kita juga perlu mengutamakan tenaga kesehatan yang akan berjuang di lini depan. Mohon semua orang bisa mengerti,” imbaunya.
Rita mengungkapkan. Dinkes Kota Bandung telah menerima 1.000 alat tes dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sisanya sebanyak 1.763 alat tes akan dikirim kemudian. Dinkes juga telah mendistribusikan alat-alat tes itu ke puskesmas-puskesmas yang di lingkungannya terdapat ODP.
“Nanti teknisnya kami serahkan ke tiap-tiap puskesmas. Boleh petugas kesehatan yang door to door ke ODP, atau merekanya diundang ke puskesmas dengan tetap mempertimbangkan keamanan. Silakan saja. Tapi petugas kesehatannya yang lebih dulu dites,” bebernya.* humas.bandung.go.id
Editor: Hariyawan