BANDUNG, Bipol.co – Warga Kampung Neglajaya, Desa Tagogapu, Kecamatan Padalarang, Kab Bandung Barat, mengeluh akibat terputusnya pipa saluran air bersih yang diduga dampak dari proyek kereta cepat.
Bahkan, penggatian terputusnya pipa air bersih untuk warga oleh kontraktor kereta cepat, yakni PT Wijaya Karya Persero (PT Wika) tidak sepadan atau jauh dari cukup.
“PT Wika hanya mengganti dengan satu titik sumur bor yang berkapasitas kecil. Biasanya sumur dengan ukuran itu, digunakan untuk rumahan, namun kini harus dipergunakan untuk jumlah besar yakni 40 rumah dengan jumlah 62 kepala keluarga,” ungkap Saripudin, seorang anggota Karang Taruna wilayah Padalarang.
Saripudin mengatakan, padahal warga telah mengajukan kepada kontraktor agar penggantian pipa air bersih, sekurangnya harus ada lima atau enam titik sumur di daerahnya. Hal itu dihitung dari satu titik sumur untuk 10 kepala keluarga. “Tetapi ajuan kami tidak dihiraukan. Mereka terkesan acu saja,” ujar Saripudin.
Dampaknya, kata Saripudi, warga Kampung Neglajaya kini kesulitan air bersih. Padahal sebelum ada proyek, warga tidak pernah mengalami krisis air bersih. “Kami mendukung program kereta cepat. Namun bukan berarti kami harus menaggung kesulitan, apalagi terkait penyedian air bersih tegas dia,” tegas dia
Saripudin mengatakan, warga Kampung Neglajaya kini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Ketika situasi kesulitan ekonomi karna dampak covid 19, kini ditambah lagi harus siap mengalami krisis air bersih. (sonny br)