Kreativitas Guru Tentukan Kualitas Pendidikan di Masa Pandemi

- Editor

Jumat, 5 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Ilustrasi

Ilustrasi

YOGYAKARTA.bipol.co- Pakar pendidikan sekaligus penasihat Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta Wuryadi mengatakan kreativitas guru sangat menentukan kualitas pendidikan di masa pandemi COVID-19.

“Di masa seperti ini kualitas pendidikan akan turun, itu harus kita sadari. Tetapi mungkin saja ada kreativitas guru yang muncul,” kata Wuryadi di Yogyakarta, Jumat (5/6).

Menurut Wuryadi, selain menuntut kesiapan guru dan murid, metode belajar mengajar secara dalam jaringan (daring) tidak efektif karena hanya bersifat satu arah dan kebanyakan hanya memberikan tugas kepada siswa.

“Interaksi lebih banyak satu arah. Kebanyakan guru hanya menyediakan tugas-tugas, sampai ada murid yang mengeluh bosan,” kata dia.

Bahkan, kata dia, sebagian murid ada yang merasa tugas yang diberikan guru cukup berat padahal hanya berupa pilihan ganda.

Ia mengatakan jika proses belajar mengajar hanya bersifat memberikan dan mengerjakan tugas semata maka aspek pendidikannya belum tercapai. Sebab, selain melibatkan dialog dua arah, pendidikan harus memadukan antara pikiran dan perasaan siswa.

“Dalam mendidik guru harus memberi arahan bagaimana murid sampai pada situasi dan kondisi di mana mereka tidak hanya menggunakan otak tapi juga hatinya,” kata dia.

Kendati sulit diwujudkan, Wuryadi memiliki keyakinan bahwa kreativitas para guru di Tanah Air akan bermunculan di tengah tekanan seperti ini.

“Saya sangat optimistis dari segala macam tekanan yang kita alami akan muncul ide-ide kreatif para pendidik,” kata Wuryadi.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril mengatakan pada era normal baru prioritas utama adalah keamanan, kesehatan, dan keselamatan siswa dan guru.

“Kalau daerahnya aman, tapi sekolah tidak aman, sekolah dilarang melaksanakan pembelajaran yang mengumpulkan massa. Begitu juga kalau komunitas sekolah menyampaikan tidak aman, tidak perlu dibuka,” kata Iwan.

Menutup sekolah, katanya, bukan berarti pembelajaran tidak terjadi. Pilihannya bisa melaksanakan belajar dari rumah, baik secara daring, luring, atau blended. Yang terpenting orientasi pembelajarannya berdasar pada kebutuhan siswa.    (net)

Editor    Deden .GP

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB