Pengalungan bunga itu secara simbolis dilakukan oleh Direktur Perusahaan Daerah (PD) Pasar Tohaga Haris Setiawan kepada perwakilan tenaga medis ketika sampai di Pasar Cileungsi, sebelum menggelar rapid test dan swab test secara massal.
“Ini bentuk dedikasi kami, bahwa rangkaian tes ini tidak seseram yang dibayangkan kebanyakan orang. Bentuk deteksi dini serta proteksi diri terhadap orang-orang sekitar dan orang terkasih juga,” katanya usai menjalani tes swab di Pasar Cileungsi Kabupaten Bogor. PD Pasar Tohaga adalah BUMD milik Pemkab Bogor.
Menurut Haris Setiawan Pemkab Bogor dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan lebih dari 1.000 alat rapid test dan tes swab saat pemeriksaan massal di pasar yang menjadi salah satu penularan COVID-19 itu.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pasar Cileungsi Ahmad Sunjaya (54) di tempat yang sama menyebutkan bahwa peristiwa penolakan tenaga medis oleh pedagang yang videonya sempat viral itu disebabkan adanya kesalahpahaman.
“Sebetulnya kemarin itu kita bukannya menolak. Hanya kurang komunikasi saja. Tidak ada komunikasi. Menurut teman-teman pedagang waktu sedang berjualan tiba-tiba datang tenaga medis sehingga merasa kaget. Kami juga mohon maaf, bukan masalah itu, hanya masalah komunikasi saja,” katanya.
Sebelumnya, pedagang Pasar Cileungsi bereaksi atas kekecewaannya kepada tim Gugus Tugas dengan cara menolak pelaksanaan tes cepat massal. Para pedagang mengusir rombongan tenaga medis yang hendak menggelar rapid test di Pasar Cileungsi pada Rabu (10/6) pagi.
Menurut dia pedagang beranggapan sepinya Pasar Cileungsi karena ada pembatasan pengunjung oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor.
Pembatasan pengunjung itu menimbulkan kecemburuan pedagang Pasar Cileungsi kepada pedagang kaki lima (PKL) di luar pasar yang operasionalnya tidak mendapat pembatasan dari Gugus Tugas, demikian Ahmad Sunjaya. (net)