“Jadi di sini, contact person utama adalah dr Asrofi sebagai Kapuskes AD, keputusan saya dukung dan harus cepat (dilaksanakan). Karena apa, semua membutuhkan solusi,” ujar Andika dalam video Youtube TNI AD yang disaksikan di Jakarta, Sabtu (18/7).
Andika mengatakan bahwa terapi plasma konvalesen yang dilakukan Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat Gatot Subroto selama ini bagus, tapi kalau obat COVID-19 itu juga ditemukan, maka solusi yang ditawarkan TNI AD akan lebih hebat dan akan lebih cepat dalam menangani virus Corona ini.
“Tanggal 3 Juli 2020 sudah mendapat persetujuan untuk pelaksanaan uji klinis, Rumah Sakit Unair sudah mulai penelitian,” ujar dr Purwati dalam video di Pusat Komando dan Pengendalian Angkatan Darat (Puskodal AD), Markas Besar (Mabes) Angkatan Darat tersebut.
Dalam pertemuan secara daring itu, Purwati meminta izin Andika untuk bekerja sama dengan Rumah Sakit TNI Angkatan Darat dalam Multicenter Clinical Study untuk kombinasi obat COVID-19 tersebut.
“Dalam waktu dekat kami memohon kerja sama untuk melibatkan RS TNI AD yang berada di Surabaya. Untuk RSPAD Gatot Soebroto kami akan melaksanakan konsolidasi dahulu terkait protokol dan pertemuan pembahasan teknis (technical meeting)-nya, dan untuk luar Jawa kemungkinan akan melibatkan Makassar,” ujar dr Purwati.
Kasad menyambut baik keinginan tersebut dan kemudian memberikan perintah kepada Kapuskes AD melakukan koordinasi dengan kepala masing-masing Rumah Sakit TNI Angkatan Darat tersebut.
Pembangunan Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) secara fisik bangunan telah hampir 100 persen di 15 RSAD masing-masing Komando Daerah Militer.
Namun, terjadi kendala pada proses pengiriman saringan partikel udara berefisiensi tinggi (High Efficiency Particulate Air Filter/ HEPA Filter) dan instalasi ruangan bertekanan negatif karena kurangnya tim subkontraktor dari mitra. Pengiriman alat kesehatan pun masih belum selesai karena adanya perubahan koordinasi.
Untuk itu, Kasad meminta Asisten Logistik Mayjen TNI Jani Iswanto menambah tim untuk menghubungi subkontraktor dan mempercepat pengadaan alat kesehatan tersebut.
“Aslog, segera hubungi mitra dan minta tambahan tim untuk sub kontraktor, tidak bisa hanya 1 tim karena harus simultan dan cepat,” ujar Jenderal TNI Andika Perkasa. (net)