JAKARTA.BIPOL.CO – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memprediksi, sekitar 10 juta penduduk akan nekat mudik Lebaran 2021 meski telah dilarang pemerintah.
Hal itu berdasar hitung-hitungan pengamatan aktivitas mudik yang juga dilarang pada 2020. Kala itu, 13 persen warga dari total pemudik pada hari-hari Lebaran tanpa larangan, tetap ngotot mudik meski telah dilarang pemerintah.
“Potensinya (pemudik) masih sekitar 13 persen, maksud saya jadi masih 13 persen dari total itu, jadi sekitar ya mungkin sekitar hampir 10 jutaan,” kata Muhadjir melalui keterangan virtual, Rabu (21/4).
Sementara jika masyarakat diberi lampu hijau untuk mudik, maka jumlahnya bisa mencapai 73 juta orang. Akan tetapi, masyarakat yang nekat mudik diprediksi cukup banyak.
“Jadi angka pemudik kita itu antara 73 sampai 83 juta itu kalau seandainya dilepas tidak ada larangan, itu akan ada 73 juta orang bermudik,” imbuhnya.
Menurutnya, angka prediksi pemudik 10 juta itu bahkan hampir setara dengan jumlah penduduk di Singapura. Meski angka tersebut tergolong kecil jika tak ada larangan mudik.
Pemerintah terus berupaya menekan angka pemudik yang tetap bandel pulang kampung. Sebab berapa pun jumlahnya potensi angka tersebut bisa berakibat pada jumlah kasus positif Covid-19 yang tengah berusaha ditekan pemerintah.
“Sekarang pemerintah memang berupaya keras bagaimana memperkecil lagi jumlah yang tidak patuh melaksanakan aturan mudik itu,” ujarnya.
Larangan mudik di Idul Fitri 1442 Hijriah dilakukan agar kejadian yang pernah terjadi di 2020 tak terulang. Kala itu kenaikan kasus covid-19 naik hingga 93 persen pascalebaran.