KAB BANDUNG, BIPOL.CO– Anggota DPRD Kabupaten Bandung yang juga Ketua Komisi C, H Yanto Setianto, mengaku merasa kaget atas dibatalkannya penganggaran pembangunan Alun-alun Marggaasih.
“Karena itu impian masyarakat Margaasih sejak lama, ingin memiliki alun-alun seperti kecamatan lain, Soreang punya alun alun, Ciwidey, Banjaran, Majalaya punya alun-alun, kenapa Marggaasih tidak punya,” kata Ketua Komisi C ini, usai reses masa sidang ke II tahun 2022, di GOR Desa Mekarahayu, Kecamatan Marggaasih, Kamis (31/3).
Menurut Yanto Setianto, dengan dianggarkannya pembangunan Alun-alun Marggasih oleh Pemkab tahun lalu, masyarakat merasa lega, namun dengan dibatalkannya anggaran itu, Yanto mengaku merasa heran.
Karena itu, sebagai Ketua Komisi C, Yanto akan mendesak Pemkab Bandung khususnya Dinas Perkimtan untuk segera menganggarkan kembali program pembangunan Alun-alun Margaasih tersebut.
“Kalau pun anggarannya terbatas, sabaraha heula we (berapa dulu saja), pokoknya kita punya progress harus dimulai, kalau tidak dimulai sekarang mau kapan lagi, karena tanahnya sudah ada,” kata politisi Partai Golkar ini.
Pihak Kecamatan Marggasih sendiri, tutur Yanto, sudah membebaskan lahan untuk alun-alun tersebut sekira 5000 meter persegi. “Hanya saja perlu dibenahi, karena ada bangunan bangunan yang menghalangi, seperti GOR PGRI, kalau bisa diruislag, dipindahkan, sehingga alun-alun itu berfungsi sebagai alun-alun yang ada di Kabupaten Bandung,” kata Yanto.
Mengenai kebutuhan anggaran, menurut Yanto, kurang begitu faham. Namun minimal dianggarkan dulu untuk pemagaran, kedua untuk drainase sekelilingnya, sehingga pembangunan tidak menyebabkan banjir ke tetangga, yang ketiga baru pembenahan alun-alunnya.
“Nanti ditata, ada taman, toilet umum, ada mushola. Jadi bukan alun-alun yang dibuat megah, tapi layaknya alun-alun seperti peninggalan jaman Belanda, semacam lapangan tempat berkumpul sore, jalan-jalan pagi, ada joging tracknya dengan dilapisi krepel, ada drainase yang bagus. Ada pagar agar tidak ada orang keluar masuk dari segala arah dan jurus. Kalau perlu dibikin kolam retensi yang sederhana. Yang penting ada wujud yang membuat semua orang bahagia, ” papar Yanto.
Yanto Setianto mengharapkan, agar pembangunan Alun-alun Margaasih itu bisa masuk pada anggaran perubahan 2022. “Harapan saya diperubahan sudah bisa dimulai, harapan saya itu, apa drainase dulu atau pemagaran dulu, terserah,” harap Yanto.
Sementara Camat Margaasih Asep Ruswandi mengatakan, Pemda Bandung sempat menganggarkan untuk Alun-alun Margaasih, dan pembebasan lahannya sudah dilakukan pada tahun 2015. Namun karena refocusing kaitan dengan pandemi COVID-19, pembangunan alun-alun tersebut tertunda.
Pembangunan alun-alun tersebut, kata Asep, sudah masuk pada anggaran tahun 2021 di Dinas Perkimtan Kabupaten Bandung. “Namun setelah dicek kembali ke Disperkimtan, ternyata pada anggaran tahun 2022 juga tidak masuk. Ya harapannya bisa masuk di anggaran perubahan 2022, karena tanahnya sudah ada sudah dibebaskan dekat GOR PGRI,” kata Asep Ruswandi, usai menghadiri reses.***