KAB BANDUNG, BIPOL.CO – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung H Yayat Hidayat menggelar Reses Masa Sidang III tahun 2022, di empat titik di Daerah Pemilihan (Dapil) 7.
Titik pertama, legislator dari Fraksi Gerindra ini melaksanakan reses di Desa Rancamulya, Kecamatan Pameungpeuk. Titik kedua di Desa Langonsari, Kecamatan Pameungpeuk, ketiga di Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, dan terkahir di Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari.
Dalam resesnya, Yayat Hidayat, menyampaikan program dan menampung aspirasi masyarakat atau konstituen di empat desa tersebut.
Menurut Yayat, dalam reses disampaikan program-program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung, termasuk tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dari anggota dewan. “Artinya disampaikan apa yang menjadi hak daripada anggota dewan, yaitu pertama itu hak budgeting, kontroling, kemudian legislasi atau pembuatan peraturan daerah,” kata Yayat Hidayat, saat dihubungi di DPRD Kabupaten Bandung, Soreang, Senin (1/8/2022).
Dalam reses di Desa Rancamulya misalnya, tutur Yayat, disampaikan kaitan wilayah Kabupaten Bandung, berapa kecamatan, desa dan lain sebagainya. “Termasuk program-program yang selama ini kita lakukan bersama pemerintah, yang kedua kita menyampaikan program-program yang sedang dan akan dijalankan. Kalau ke desa kan pasti program tesebut sampai, tapi ke masyarakat mungkin belum tentu sampai, seperti program guru ngaji kita sampaikan, kemudian juga program dana bergulir,” paparnya.
Soal program dana pinjamam bergulir, tutur Yayat, diberikan guna mencegah atau menanggulangi daripada penyebaran bank emok. “Dan setelah saya tanyakan ke masyarakat langsung atau audien terkait dana bergulir ternyata sebagian mengaku sudah tahu dan ada juga yang belum, sehingga kita paparkan,” tutur Yayat Hidayat.
Aspirasi yang berkembang atau masukan-masukan dari masyarakat langsung, yaitu mengenai kewilayahan desa tersebut, seperti jalan rusak, kemudian cara untuk mendapatkan bantuan dan bagaimana cara membuka askes jalur angkutan umum.
Masyarakat Desa Rancamulya, kata Yayat, juga ingin membuka akses jalur angkutan umum. “Itu salah satunya dan kita arahkan untuk dikoordinasikan dengan pihak Dishub. Kenapa di sana tidak ada angkutan umum, dulu memang sudah ada wacana untuk angkuan umum, tapi waktu itu atau beberapa tahun ke belakang itu masih adanya kendaraan tradisional berupa kretek,” ucap Yayat.
Selain itu, imbuh Yayat, dalam reses di wilayah Rancamulya tersebut, juga menyerap aspirasi masyarakat, berupa infrastruktur, seperti jalan dan drainase. “Di wilayah desa itu sekarang kan sudah banyak perumahan, kita tampung aspirasi, ya ingin lebih bagus lah ke depannya,” katanya.
Kemudian reses di Desa Langonsari, kata Yayat, masyarakat mengucapkan terima kasih adanya program dari Pemkab Bandung, yang sudah terasa manfaatnya oleh masyarakat.
“Termasuk ya kita juga menghimpun apa yang diinginkan masyarakat. Walaupun memang setiap desa juga mengajukan program pemerintah, tapi kan itu di Musrenbang, mulai tingkat RW, desa, kecamatan sampai ke tingkat kabupaten. Tapi kan yang merasakan itu masyarakat,” katanya.
Contohnya, tutur Yayat, adalah pertanyaan mengenai masalah pembuatan drainase di pinggir jalan raya, jalannya ternyata jalan provinsi. “Makanya kami arahkan silakan ajukan melalui RT, RW, desa, kemudian dilegalisir kecamatan, masuk ketingkat kabupaten, di kabupaten nanti koordinasi dengan pihak provinsi,”.
Meski pun aspirasi yang disampaikan masyarakat merupakan kewenangan provinsi, menurut Yayat, hal itu tetap akan diakomodir dan akan disampaikan ke pihak kabupaten. “Artinya pihak DPUTR kabupaten berkoordinasi dengan provinsi, karena pihak kabupaten tidak boleh mengerjakan yang menjadi kewenangan provinsi, tapi tetap aspirasi itu kita harus akomodir dan koordinasikan dari atas sampai bawah,”.
Kemudian, tambah Yayat, masalah penanggulangan banjir yang selalu datang di wilayah Langonsari setiap musim hujan, karena tidak adanya saluran air. “Waktu hujan air di sana turun dari gunung, dan tidak ada saluran sehingga menyebabkan banjir, silahkan ajukan saja, kalau ranahnya ada di kabupaten kenapa tidak ” ucap Yayat.
Sedangkan, reses di Desa Cimaung, kata Yayat, aspirasi yang disampaikan permasalahannya hampir sama. Yaitu masalah klasik seperti infrastruktur jalan dan linkungan wilayah Cimaung. “Termasuk keadaan lingkungan di wilayah Cimaung ini bagus untuk dikembangkan karena potensi pariwisatanya,” ungkap Yayat.
Yayat juga menyebutkan, reses terakhir di Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari, lebih dari 100 warga hadir, masyarakat antusias untuk datang guna menyampaikan asprasinya yang tidak jauh berbeda dengan desa lainnya.
Yayat menyatakan, reses kali ini lebih dititikberatkan pada program- program yang dilakukan oleh pemerintah atau sosialisasi dari program pemerihtah yang disampaikan kepada masyarakat.
Berbicara soal e-pokir, menurut Yayat, maka harus mengakomodir dulu, kemudian tidak sertamerta karena punya e-pokir lalu dimasukan, tapi dikordinasikan dulu supaya jangan bertabrakan dengan usulan dari pada pemerintah desa. “Nanti kita sandingkan sudah masuk belum. Dan saya sudah tekankan pada seluruh desa yang saya datangi tersebut harus ada rekomendasi dari desa, kenapa harus ada rekomendasi dari desa supaya tidak bertabrakan dengan program yang diusulkan di musrenbang, jangan dobel dengan aspirasi yang ditampung,” katanya.
Yayat mengakui, saat ini hampir 70 persen aspirasi masyarakat yang sudah direalisasikan yang merupakan aspirasi pada reses sebelumnya.
“Ya kalau berbicara persentasi alhamdulillah sudah 70 persenan, kita kan bagi-bagikan perwilayah, kenapa kita katakan hampir merata, walaupun belum 100% karena kita punya wilayahnya enam kecamatan (dapil 7) tapi kan harus bagi-bagi, kita mungkin hari ini wilayah desa ini sekian, dan wilayah lain sekian, dan kebanyakan infrastruktur. Saya sifathya hanya mengajukan, dalam pelaksanaannya saya tidak pernah tahu dan tidak mau tahu soal proyek,” ucap Yayat.
Yayat juga nengakui dalam setiap reses selalu disisipkan program partai. “Program partai itu kita tidak munafik ya, kalau berbicara partai saya akui, kita tidak menutup kemungkinan kita sampaikan juga direses karena mereka juga tahu bahwa saya orang Gerindra, otomatis punya visi dan misi partai, ya tapi mayoritas kita lebih cenderung pada penyampaian program-program pemerintah kalau program partai kan ada waktunya dimana kita menyampaikan,” kata Yayat.(deddy)