BIPOL.CO, BANDUNG – Reses masa sidang II tahun 2023, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi PKS H Wawan Ruswandi selain menampung aspirasi konstituen juga lebih menekankan soal ketahanan keluarga.
“Kebetulan saat reses pesertanya kebanyakan ibu-ibu sehingga kita sampaikan soal ketahanan keluaraga, ini dilakukan agar tidak ada kesan negatif lagi bagi Pemkab Bandung, pasalnya sempat viral antrian di Pengadilan Agama dengan kasus penceraian,” kata Wawan Ruswandi, saat ditemui di Gedung DPRD Kabupaten Bandun, Soreang, Senin (20/2/2023).
Karena itu, tutur Wawan Ruswandi, ia lebih mengangkat ketahanan keluarga, seiring Kabupaten Bandung sudah ada Perda Ketahanan Keluarga. Mudah-mudahan ibu-ibu lebih paham lagi dan bisa menyebarkannya ke ibu-ibu yang lainnya dan alhamdulillah ibu-ibu yang hadir meresponnya,” kata Wawan.
Wawan menilai, banyaknya kasus perceraian, bukan sekedar karena masalah ekonomi, tapi yang utama karena komunikasi tidak lancar, tidak ada keterbukaan dalam rumah tangga, khususnya pada suami istri.
“Dari beberapa kasus perceraian itu yang utama karena akibatkan masalah kominikasi ditambah ekonomi tidak menentu di rumah tangga, sehingga permasalahan makin menumpuk,” ujar Wawan.
Wawan menilai pula, dalam rumah tangga akar permasalahan rumah tangga dari komunikasi yang berimbas pada syahwasangka. “Sehingga komunikasi harus diperbaiki supaya lancar, kalau masalah lain sebetulnya bisa diselesaikan,” ungkapnya.
Dalam Perda Ketahana Pangan, kata Wawan, ada poin-poin penting, diantaranya bagaimana menjaga keutuhan dalam rumah tangga. “Itu terdiri beberapa faktor, bisa dari faktor ekonomi, termasuk faktor komunikasi yang harus diperbaiki,” paparnya.
Pengaruh Medsos
Kaitan terjadinya perceraian rumah tangga bisa terjadi akibat pengaruh media sosial, menurut Wawan, medsos hanya sebuah sarana untuk mengkatualisasi diri.
“Namun dalam menggunakannya kita harus bijak, harus dikomonikasikan dulu mana yang perlu diupload ke umum mana yang tidak perlu, privasi keluarga juga harus terjaga jangan asal upload saja bisa-bisa nanti aib keluarga jadi terbuka,” ujar Wawan.
Selain soal ketahanan rumah tangga, Wawan menyebut, dalam resesnya di empat titik itu juga disampaikan sejumlah program Pemkab Bandung.
Seperti di Ciparay, katanya, ada potensi wisata yang perlu dikembangkan, seperti di Bukit Cula, Desa Ciheulang untuk dijadikan Paralayang. Namun perlu diperbaiki dulu sarana infrastruktur jalan menuju Bukit Cula.
“Potensi lokal itu bisa menjadi destinasi wisata untuk dikembangkan baik wisata lokal, nasional atau manca negara dalam menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Apalagi saat ini Pemkab Bandung sedang mengembangkan desa wisata,” katanya.
Hal lain yang prioritas yang perlu ditindaklanjuti dalambreses, kata Wawan, diantaranya pembangunan infrastruktur. Ia mendorong infrastruktur tersebut masuk melalui e-pokir untuk pembanguanan tahun 2024. “Mudah-mudahan ini bisa terealisasi, misalnya ada jalan yang kurang bagus bisa diperbaiki untuk peninggkatan ekonomi masyarakat,” imbuhnya.
Wawan juga mengakui, aspirasi yang muncul dari reses sebelumnya banyak yang telah direalisasikan. Namun ada pula yang belum terealisasi karena terbatasnya anggaran.(deddy)