BIPOL.CO, BANDUNG – Kabupaten Bandung Barat (KBB) merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk perkebunan kopi. Ada beberapa wilayah pegunungan dari mulai selatan yakni kopi Gunung Halu, hingga wilayah utara yaitu Gunung Burangrang, Tangkuban Parahu, dan Bukit Unggul.
Dengan potensi tersebut, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat berupaya mempopulerkan biji kopi asli daerahnya melalui Festival Kopi Bandung Barat, di Area Parkir Masjid Agung Ash-Shiddiq, Ngamprah, Rabu 16 Agustus 2023.
Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan, mengatakan, Bandung Barat memiliki luas perkebunan kopi di KBB mencapai 3.383,945 hektar dengan rincian luas lahan kopi arabika 2.810,685 hektar, dan kopi robusta 573,260 hektar. Dari luas lahan itu, produksi kopi Bandung Barat mencapai 1.341.565 ton.
“Jadi peluang usaha kopi kita di KBB sangat besar, kita sebagai pemerintah wajib mempromosikan dengan menggelar even – even bersama, agar kopi Bandung Barat bisa populer, alhamdulillah festival kali ini diikuti oleh 22 kelompok tani,” ungkapnya
Jelas Hengky, selain ajang promosi, festival ini dijadikan ruang untuk komunikasi para petani kopi, ajang bertemu konsumen baru, hingga pertukaran pengetahuan seputar industri pertanian kopi.
Dalam festival ini, pihaknya menghadirkan para petani kopi yang telah ekspor ke beberapa negara. Hal itu diharapkan bisa jadi pemicu bagi petani lain untuk mengikuti langkah serupa.
“Di sini ada salah satu kelompok tani yang sudah bisa menembus tiga benua yakni Eropa, Asia dan Amerika dan sudah beberapa kali ikut pameran di sana. Kita harap itu jadi trigger dan edukasi bagi petani kopi lainnya,” jelasnya.
Berharap, dengan event festival kopi Kabupaten Bandung Barat ini juga merupakan upaya dalam mempertahankan kualitas kopi Bandung Barat agar tetap diminati pasar lokal maupun dunia.
“Semoga ke depan mereka bisa menitik keberhasilan sampai mendunia dan bagaimana upaya atau cara untuk menjaga dalam menjaga kualitas kopinya,” harapnya.
“Jadi buyer dari luar itu lebih selektif dalam mensortir kopi, jadi dilihat dari proses bagaimana ketika berkebun kemudian melakukan pengolahan termasuk juga rasa itu bisa pas ketika dicicipi,” tandasnya.
Terpisah, petani sekaligus prosesor kopi asal Desa Mekarwangi, Rani Mayasari berharap festival kopi Bandung Barat digelar tiap tahun agar jadi momen petani bertemu para pembeli.
“Kita harap jadi ajang tahunan yang digelar rutin. Sehingga ini bisa jadi even untuk menyerap hasil panen serta bertemu buyer baru,” jelasnya.(Bukhori/Diskominfotik)