BIPOL.CO, BANDUNG – Menghadapi tantangan sampah di Bandung Raya, warga Taman Rafflesia RW 14 Kelurahan Sukapura Kota Bandung menunjukan konsistensinya mengolah sampah organik. Sejak 2019, warga konsisten memproduksi pupuk kompos dari olahan sampah.
Ketua RW 14 Sukapura sekaligus pengelola Kang Pisman (Kurang, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah), Ana Meilina mengatakan, setiap warga di RW 14 sudah menerapkan Kang Pisman sejak 2019. Tepatnya setelah Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengunjungi wilayahnya. Saat itu ia sempat bertanya tentang Kang Pisman.
“Dari yang awalnya hanya ditimbun, akhirnya melalui ibu Melinasari (Lurah Sukapura), kami berkolaborasi hadirkan CSR dari TJSL PT Pindad. Kami memperoleh mesin pencacah, komposter dan bangunan kompos. Berkat itulah pengolahan sampah di wilayah kami berjalan dengan baik sampai saat ini,” ungkapnya.
Berkat adanya mesin pencacah dan komposter ini warga RW 14 Sukapura bisa memanfaatkannya dengan menjual produk pupuk kompos.
“Di wilayah kami ada ruang terbuka hijaunya, jadi banyak sampah dedaunan. Semua kami arahkan untuk dicacah menggunakan mesin penggiling dan mesin komposter. Selama 1,5 bulan kita timbun barulah menjadi kompos yang siap dipakai,” katanya.
Ana menjelaskan, kompos produksi warga ternyata berkualitas. Hingga akhirnya, produksi kompos diintegrasikan dengan program Buruan Sae.
“Kompos rafflesia kita jual ke warga dengan harga Rp15.000 per pak. Dari hasil penjualan itu untuk biaya petugas dan operasional,” tuturnya.
Yeni, salah seorang warga RW 14 Sukapura mengapresiasi dan antusias terhadap penerapan program Kang Pisman ini.
“Di RW 14 sudah ada pengolahan kompos dan sampah-sampah rumah tangga dipisahkan. Lalu tinggal disetor ke tempat pengolahan kompos atau biasanya ada pengambilan sampah di hari Senin, Kamis dan Sabtu,” ungkap Yeni. (rdp*)
Menghadapi tantangan sampah di Bandung Raya, warga Taman Rafflesia RW 14 Kelurahan Sukapura Kota Bandung menunjukan konsistensinya mengolah sampah organik. Sejak 2019, warga konsisten memproduksi pupuk kompos dari olahan sampah.
Ketua RW 14 Sukapura sekaligus pengelola Kang Pisman (Kurang, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah), Ana Meilina mengatakan, setiap warga di RW 14 sudah menerapkan Kang Pisman sejak 2019. Tepatnya setelah Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengunjungi wilayahnya. Saat itu ia sempat bertanya tentang Kang Pisman.
“Dari yang awalnya hanya ditimbun, akhirnya melalui ibu Melinasari (Lurah Sukapura), kami berkolaborasi hadirkan CSR dari TJSL PT Pindad. Kami memperoleh mesin pencacah, komposter dan bangunan kompos. Berkat itulah pengolahan sampah di wilayah kami berjalan dengan baik sampai saat ini,” ungkapnya.
Berkat adanya mesin pencacah dan komposter ini warga RW 14 Sukapura bisa memanfaatkannya dengan menjual produk pupuk kompos.
“Di wilayah kami ada ruang terbuka hijaunya, jadi banyak sampah dedaunan. Semua kami arahkan untuk dicacah menggunakan mesin penggiling dan mesin komposter. Selama 1,5 bulan kita timbun barulah menjadi kompos yang siap dipakai,” katanya.
Ana menjelaskan, kompos produksi warga ternyata berkualitas. Hingga akhirnya, produksi kompos diintegrasikan dengan program Buruan Sae.
“Kompos rafflesia kita jual ke warga dengan harga Rp15.000 per pak. Dari hasil penjualan itu untuk biaya petugas dan operasional,” tuturnya.
Yeni, salah seorang warga RW 14 Sukapura mengapresiasi dan antusias terhadap penerapan program Kang Pisman ini.
“Di RW 14 sudah ada pengolahan kompos dan sampah-sampah rumah tangga dipisahkan. Lalu tinggal disetor ke tempat pengolahan kompos atau biasanya ada pengambilan sampah di hari Senin, Kamis dan Sabtu,” ungkap Yeni. (Ads)