Bupati Bandung Mengaku Sempat Rasakan 30 Kali Gempa Susulan di Kertasari

- Editor

Kamis, 19 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Bandung HM Dadang Supriatna memberikan keterangan pers usai mengikuti apel di lapangan Kertasari, pasca gempa 5.0 SR di Kabupaten Bandung. (Foto: Diskominfo)

Bupati Bandung HM Dadang Supriatna memberikan keterangan pers usai mengikuti apel di lapangan Kertasari, pasca gempa 5.0 SR di Kabupaten Bandung. (Foto: Diskominfo)

BIPOL.CO, BANDUNG – Bupati Bandung mengaku sempat kaget, setelah merasakan sekira 30 kali gempa susulan pasca gempa bumi di wilayah Kertasari. Bupati sendiri sempat menginap di tenda pengungsian pasca gempa.

“Kurang lebih sudah 30 kali gempa susulan yang saya rasakan. Saya juga sampai kaget,” kata Dadang Supriatna usai mengikuti apel yang dilakukan jajaran Forkopimda Kabupaten Bandung, baik TNI, Polri maupun para relawan.

Apel digelar dalam memperingati bulan pengurangan resiko bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi dan penyelenggaraan Pilkada tahun 2024 di Lapangan Sepakbola Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Kamis (19/9/2024).

Pelaksanaan apel tersebut sehari pascabencana alam gempa bumi di Kabupaten Bandung yang terjadi pada Rabu (18/9/2024), dengan wilayah terdampak Kecamatan Kertasari, Pangalengan, Pacet dan kecamatan lainnya.

Usai pelaksanaan apel tersebut, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan bahwa masyarakat terdampak gempa bumi yang rumahnya mengalami kerusakan dan tidak bisa dihuni, untuk sementara bisa menempati tenda yang sudah difasilitasi oleh pemerintah.

“Warga yang kebingungan karena rumahnya rusak dan tidak bisa dipakai lagi, alhamdulillah sudah bisa diantisipasi dengan menyiapkan tenda untuk tempat sementara warga yang terdampak bencana alam gempa bumi,” tutur Dadang dalam keterangannya.

“Sebelumnya, sempat mengalami kekurangan tenda, namun setelah komunikasi dengan BNPB, Kementerian Sosial, termasuk dengan BPBD Provinsi Jabar. Saat ini, alhamdulillah tenda kelihatannya sudah mulai cukup,” tuturnya.

Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna mengatakan, bahwa pemerintah dengan berbagai unsur lainnya yang terlibat sudah menyiapkan dapur umum untuk ketersediaan makanan bagi masyarakat yang terdampak bencana alam gempa bumi.

“Nantinya, persediaan makanan itu akan disebar ke sejumlah titik tempat evakuasi warga masyarakat yang terdampak bencana alam gempa bumi tersebut. Urusan makan insya Allah sudah terpenuhi,” katanya.

Lebih lanjut Kang DS mengatakan pada hari Kamis (19/9/2024) ini, dilaksanakan apel dalam rangka memperingati bulan pengurangan resiko bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi dan penyelenggaraan Pilkada tahun 2024. Tempatnya pun di lapangan Sepakbola Cibeureum yang merupakan wilayah yang masuk terdampak gempa bumi.

“Alhamdulillah, saat ini sudah pembagian personil, baik dari TNI, Polri dan seluruh jajaran, termasuk dari para relawan untuk didistribusikan ke tempat-tempat lokus yang menjadi perhatian,” katanya.

Hari Kamis ini, lanjut Bupati Bedas, jajaran Pemkab Bandung sudah melaksanakan assessment untuk mengetahui berapa rumah yang rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan dampak bencana alam gempa bumi di Kabupaten Bandung tersebut.

“Bagi yang rusak berat, hari ini akan dilakukan eksekusi untuk dlakukan perbaikan,” katanya.

Menurutnya, pendistribusian bantuan makanan kepada masyarakat yang terdampak bencana alam gempa bumi itu, titik pendistribusiannya dipusatkan di halaman Kantor Kecamatan Kertasari. Kemudian didistribusikan ke Kecamatan Pangalengan dan Pacet, yang sama-sama juga terdampak bencana alam tersebut.

“Terutama di Kecamatan Kertasari, tentunya dibagi ke titik lokus di masing-masing desa. Di tingkat desa juga ada posko, kemudian didistribusikan ke tingkat dusun,” katanya.

Kang DS mengungkapkan bahwa tenda-tenda ini masih bisa ditempati, selama belum ada keputusan dari BMKG bahwa rumah-rumah mereka jangan dulu ditempati. Setelah ada keputusan dari BMKG rumah mereka bisa kembali ditempati, baru warga bisa kembali ke rumah-rumah mereka.

“Warga yang rumahnya rusak berat, ini harus dipersiapkan tenda atau sambil menunggu warga tersebut mencari kontrakan untuk tempat tinggal sementara waktu. Dengan harapan kesehatan mereka terjamin,” tutur Kang DS.

Foto: Istimewa

5.100 rumah Rusak

Lebih lanjut Kang DS menjelaskan, bahwa sampai hari Kamis pagi, sebanyak 5.100 rumah yang mengalami kerusakan akibat terdampak bencana alam gempa bumi tersebut.

“Sebanyak 22.000 warga yang terdampak bencana alam gempa bumi. Mereka tersebar di enam desa di Kecamatan Kertasari, selain di Kecamatan Pangalengan dan Pacet,” katanya.

Ia mengatakan yang terdampak kerusakan cukup parah di Kecamatan Kertasari, namun di Kecamatan Pangalengan dan Pacet, walaupun terdampak tapi tidak separah di Kertasari.

“Di Kecamatan Pangalengan dan Pacet di bawah 100 rumah. Di kecamatan lain juga ada, hanya satu sampai dua rumah yang terdampak,” ujarnya.

Kang DS mengatakan bahwa hari Kamis ini juga BMKG akan melaksanakan assessment, termasuk dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

“Saya ingin mengecek tentang lempengan atau pergerakan lempeng bumi. Apakah ini gempa bumi tektonik, diakibatkan oleh apa? Nanti kita evaluasi dan kaji, sehingga hari ini sudah bisa ada keputusan. Apakah masih ada gempa susulan?,” katanya.

Ia mengatakan sebanyak 1000 personel yang melaksanakan apel siaga, terutama dari kalangan para relawan. Para relawan itu didistribusikan ke lapangan, di antaranya ke dapur umum dan titik lokus lainnya. Total keseluruhan sekitar 2000 personel, mereka disebar ke beberapa wilayah untuk penanganan pascabencana alam gempa bumi tersebut.

“Untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

Untuk kebutuhan bayi, ia menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung untuk membawa kebutuhan bayi, seperti pampers, dan lain-lain.

“Petugas kesehatan juga stand by di lapangan. Termasuk stand by di rumah sakit,” katanya.

Fasilitas kesehatan yang mengalami kerusakan, katanya, hari Kamis ini juga langsung diassessment dan insya Allah langsung diperbaiki.

“Pergeseran anggaran sudah kita bahas. Apakah mau ngambil dana dari BLUD atau APBN, apakah dari Provinsi, kita juga belum koordinasi. Hanya persoalannya untuk penanganan pasca bencana untuk perbaikan rumah maupun tempat sarana ibadah, termasuk sarana pendidikan itu semuanya akan diperbaiki,” tuturnya.

“Persoalannya nanti ada bantuan dari APBN atau pemerintah pusat atau provinsi, ya alhamdulillah. Yang jelas kita harus siap melakukan perbaikan pascabencana,” imbuhnya.(Ads)

Berita Terkait

Si Cakep Sumedang Masuk 3 Besar KIJB 2024
Bandung Menanam Jilid 6: Gaungkan Konservasi Berkelanjutan di Lahan Kritis
Presiden Prabowo Terima Surat Kepercayaan dari Tujuh Duta Besar Negara Sahabat di Istana Merdeka
Megawati Soekarnoputri Dipastikan Tidak Hadiri Pelantikan Prabowo
Masyarakat Memadati Alun-Alun Garut, Turut Saksikan Peringatan HUT ke-79 TNI
Selain Diskusi Diaspora, Peserta Aksi Global Climate Strike Juga Diintimidasi Sekolompok Orang
Bey Machmudin: PARITRANA AWARD 2024, Pendorong Tingkatkan Kepesertaan Program Jamsostek di Jabar
Bey Machmudin Optimistis Jawa Barat Mampu Swasembada Pangan

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 17:20 WIB

Si Cakep Sumedang Masuk 3 Besar KIJB 2024

Jumat, 15 November 2024 - 15:55 WIB

Bandung Menanam Jilid 6: Gaungkan Konservasi Berkelanjutan di Lahan Kritis

Selasa, 5 November 2024 - 08:01 WIB

Presiden Prabowo Terima Surat Kepercayaan dari Tujuh Duta Besar Negara Sahabat di Istana Merdeka

Minggu, 20 Oktober 2024 - 10:38 WIB

Megawati Soekarnoputri Dipastikan Tidak Hadiri Pelantikan Prabowo

Minggu, 6 Oktober 2024 - 13:41 WIB

Masyarakat Memadati Alun-Alun Garut, Turut Saksikan Peringatan HUT ke-79 TNI

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB