Selain Diskusi Diaspora, Peserta Aksi Global Climate Strike Juga Diintimidasi Sekolompok Orang

- Editor

Senin, 30 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BIPOL.CO, JAKARTA – Insiden pembubaran paksa oleh sekelompok orang tak dikenal tidak hanya terjadi dalam acara diskusi diaspora di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan. Tapi hal serupa juga terjadi dalam Aksi Global Climate Strike yang diinisiasi sejumlah lembaga swadaya masyarakata pada Jumat lalu, 27 September 2024.

Dikutip dari Tempo, Koalisi Global Climate Strike atau Jeda Iklim menyatakan mereka awalnya menggelar aksi damai di Taman Menteng, Jakarta Pusat. Berdasarkan kesaksian peserta, tindak intimidasi terjadi sejak persiapan aksi. Awalnya seseorang yang bukan peserta aksi itu melontarkan orasi memuji pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada siang hari, sekitar pukul 13.30 WIB, intimidasi secara terang-terangan pun terjadi. Sejumlah orang yang koalisi sebut sebagai preman merampas properti aksi seperti poster, pengeras suara, hingga patung manekin Jokowi. Lucunya, menurut mereka, aparat kepolisian yang berada di sana hanya diam saja.

“Perampasan tersebut terjadi tepat di depan aparat yang bertugas. Alih-alih melindungi jalannya aksi damai, polisi memilih untuk diam dan menyaksikan tindak kekerasan tanpa melakukan upaya untuk menghentikannya,” kata Koalisi Global Strike dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo.

Meskipun terganggu, peserta aksi tetap mencoba untuk melakukan long march atau berjalan kaki. Namun, mereka terus mendapatkan intimidasi.

“Tiba-tiba dihadang sama preman, tanpa aba-aba tanpa tuntutan yang jelas, mereka teriak ‘bubar, bubar’,” ujar peserta aksi, Luthfi Maulana.

Luthfi mengatakan peserta aksi Global Climate Strike tidak menggubris intimidasi para preman dan melanjutkan berjalan hingga mendekati titik akhir, Skate Park (taman bermain skateboard) Dukuh Atas. Tepat sebelum Halte Dukuh Atas, para preman kembali menghadang dan meneriakkan kata, “Bubar, bubar”.

Polisi yang berjaga di lokasi, kata Luthfi, tidak sigap untuk menangkap preman yang membuat kericuhan tersebut. Luthfi menyatakan seorang polisi bahkan sempat mendekatinya saat kericuhan berlangsung.

Saat itu, Luthfi menyatakan si polisi bertanya siapa yang menggelar aksi tersebut. “Ini aksinya dari mana?” kata Luthfi menirukan pernyataan polisi tersebut.

“Gabungan organisasi pak, nggak satu doang,” jawab Luthfi

Polisi menimpalinya dengan pertanyaan serupa. “Iya organisasi apa?”.

“Ya banyak Pak, masa saya sebut satu-satu?” kata Luthfi.

“Ya sebut aja,” pinta polisi.

“Kalau saya dari pers, Konde,” ujar Luthfi.

“Ya ini nama organisasinya apa yang bikin? Mau buat laporan,” tutur polisi.

“Lah, tanya ke atasan Bapak lah kan kita izinnya ke Intelkam (Polda Metro Jaya), Pak. Tanya korlap atau gak yang tau (izin kegiatan ini). Saya pers, mau saya tunjukkin kartunya?” Luthfi bertanya balik ke polisi.

“Gak usah, terima kasih,” jawab polisi yang berlalu pergi.

Polisi yang tidak menertibkan tindak premanisme berimbas pada gelar aksi damai yang tidak maksimal. Luthfi menyampaikan aksi itu terpaksa disudahi lebih cepat dari jadwal yang seharusnya.

Peristiwa terjadi sehari sebelum sekelompok orang membubarkan diskusi diaspora yang digelar di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan. Sejumlah orang langsung masuk ke dalam ruangan diskusi dan merusak sejumlah properti milik panitia. Polda Metro Jaya menyatakan telah menangkap lima pelaku. Dua diantaranya telah menjadi tersangka sementara tiga lainnya masih didalami perannya. (*)

Berita Terkait

Si Cakep Sumedang Masuk 3 Besar KIJB 2024
Bandung Menanam Jilid 6: Gaungkan Konservasi Berkelanjutan di Lahan Kritis
Presiden Prabowo Terima Surat Kepercayaan dari Tujuh Duta Besar Negara Sahabat di Istana Merdeka
Megawati Soekarnoputri Dipastikan Tidak Hadiri Pelantikan Prabowo
Masyarakat Memadati Alun-Alun Garut, Turut Saksikan Peringatan HUT ke-79 TNI
Bupati Bandung Mengaku Sempat Rasakan 30 Kali Gempa Susulan di Kertasari
Bey Machmudin: PARITRANA AWARD 2024, Pendorong Tingkatkan Kepesertaan Program Jamsostek di Jabar
Bey Machmudin Optimistis Jawa Barat Mampu Swasembada Pangan

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 17:20 WIB

Si Cakep Sumedang Masuk 3 Besar KIJB 2024

Jumat, 15 November 2024 - 15:55 WIB

Bandung Menanam Jilid 6: Gaungkan Konservasi Berkelanjutan di Lahan Kritis

Selasa, 5 November 2024 - 08:01 WIB

Presiden Prabowo Terima Surat Kepercayaan dari Tujuh Duta Besar Negara Sahabat di Istana Merdeka

Minggu, 20 Oktober 2024 - 10:38 WIB

Megawati Soekarnoputri Dipastikan Tidak Hadiri Pelantikan Prabowo

Minggu, 6 Oktober 2024 - 13:41 WIB

Masyarakat Memadati Alun-Alun Garut, Turut Saksikan Peringatan HUT ke-79 TNI

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB