BIPOL.CO, JAKARTA – Belakangan ramai di media sosial soal Tagar #KaburAjaDulu. Tagar ini disinyalir menjadi simbol keresahan generasi muda terhadap kondisi di dalam negeri saat ini.
Lantas tagar ini pun banyak mendapat respon dari berbagai pihak, bahkan istana turut merespon.
Yang lebih mengejutkan respon dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan. Ia mengaku tidak mempermasalahkan mengenai tagar tersebut.
“Hastag-hastag enggak apa-apa lah, masak hastag kami peduliin,” kata Immanuel saat ditemui di Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal, Jakarta Pusat, pada Senin, 17 Februari 2025, dilansir dari Tempo.co.
Dia tidak terlalu banyak berkomentar mengenai tagar itu. Immanuel mempersilahkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin pergi dari Indonesia. Namun, dia mengimbau agar WNI yang telah pergi untuk tidak kembali lagi ke Indonesia. “Mau kabur, kabur aja lah. Kalau perlu jangan balik lagi,” ucap Immanuel Ebenezer.
Dari penulusuran, hastag #KaburAjaDulu sebetulnya sudah muncul sejak 2023. Namun baru viral di media sosial pada Februari 2025 ini.
Awalnya, #KaburAjaDulu muncul sebagai kritik, kini menjadi wadah diskusi dan kolaborasi, sekaligus cerminan kekhawatiran masa depan anak muda Indonesia.
Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi mengungkapkan, pengguna tagar ini didominasi oleh kelompok usia muda. Sebesar 50,81% pengguna berusia 19-29 tahun, diikuti oleh kelompok usia di bawah 18 tahun 38,10%.
Pengguna laki-laki juga lebih banyak yakni 59.92% dibandingkan perempuan 40,08%. Meskipun sering diartikan sebagai keinginan untuk meninggalkan Indonesia, banyak yang menggunakan #KaburAjaDulu sebagai bentuk protes dan ekspresi ketidakpuasan.
Direspons Istana
Viralnya #KaburAjaDulu sampai ke telinga Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. Hasan justru mempertanyakan kemana para warganet tersebut akan kabur.
“Kabur kemana?” tanya Hasan kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (17/2).
Dia mendukung apabila masyarakat Indonesia ingin merantau ke luar negeri. Namun, Hasan mengingatkan masyarakat harus memiliki keahlian apabila ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus di luar negeri.
“Kalau mau merantau itu bagus lho. Kalau mau merantau. Tapi kalau mau merantau ke luar negeri ingat, harus punya skill. Karena kalau enggak punya skill, nanti enggak bisa punya pekerjaan baik di luar negeri,” jelasnya.
Hasan menyampaikan pemerintah tidak bisa melarang masyarakat yang ingin merantau. Kendati begitu, dia menekankan masyarakat harus taat prosedur apabila ingin merantau.
“Kedua, harus taat prosedur. Supaya enggak jadi pendatang haram. Kalau orang mau merantau enggak boleh dilarang,” ujar Hasan.
Munculnya #KaburAjaDulu menjadi sinyal penting bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan di Indonesia. Tagar ini menunjukkan adanya permasalahan mendasar yang perlu ditangani, terutama terkait dengan ekonomi dan pendidikan.
Mahfud Bilang Karena Ketidakadilan
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Mahfud MD turut memberi tanggapan atas tagar tersebut.
Dikutip dari CNBC Indonesia, lewat akun X pribadinya, @mohmahfudmd, Mahfud menyoroti bagaimana ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan lemahnya perlindungan hak asasi manusia bisa membuat seseorang kehilangan rasa cinta terhadap tanah air.
“Rasa cinta tanah air bisa luntur bila di negara sendiri tumbuh kesewenang-wenangan, ketidakadilan, dan lemahnya perlindungan HAM. Kalau hal itu yang terjadi, bisa muncul pikiran bahwa di negara sendiri hidup tak aman dan tak nyaman, enak di negara orang. Menyeruak Lah tagar, ‘Kabur Aja Dulu’,” tulis Mahfud, sembari membagikan tangkapan layar pemberitaan terkait tren tersebut, dikutip Selasa (18/2/2025).
Cuitan Mahfud itu pun langsung disambut berbagai reaksi. Salah satu pengguna X, @Dulkamdiii, bahkan menantang Mahfud untuk ikut “kabur” dari Indonesia.
“Pak Profesor nggak kabur aja dulu? Ngapain di Konoha? Presiden-nya menjijikan!! lebih parah dari 2 periode sebelumnya,” tulis warganet tersebut.
Menanggapi komentar itu, Mahfud memberikan jawaban yang tak terduga. Ia mengakui bahwa dirinya secara pribadi masih merasa aman dan nyaman di Indonesia.
“Jujur, kalau saya pribadi merasa hidup aman dan nyaman. Saya hanya menjelaskan teori tentang menyeruaknya tagar ‘Kabur Aja Dulu’ yang merefleksikan sikap ketidaknyamanan warga masyarakat karena kesewenang-wenangan dan ketidakadilan, sehingga pada gilirannya menggerus nasionalisme warga masyarakat,” balasnya.
Perlu diketahui, fenomena #KaburAjaDulu mencerminkan kegelisahan anak muda terhadap masa depan di negeri sendiri. Dari sistem ekonomi yang dinilai tidak berpihak, ketidakpastian karier, sulitnya mendapatkan pekerjaan, hingga transparansi penggunaan pajak yang dipertanyakan.
Banyak yang merasa tak punya kuasa untuk mengubah situasi. Alih-alih berjuang dalam sistem yang stagnan, mereka mempertimbangkan mencari peluang di luar negeri yang dianggap lebih menjanjikan dalam hal pekerjaan, sistem pemerintahan yang lebih transparan, dan kepastian masa depan.
Pernyataan Mahfud MD seolah mengonfirmasi bahwa keresahan ini nyata adanya. Namun, ia menegaskan tidak semua orang merasakan hal yang sama, termasuk dirinya. (Ads)