BIPOL.CO, JAKARTA – Hingga Kamis pagi, Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto dikabarkan belum menemui pasangannya Wakil Presiden.
Gerak Prabowo Subianto dalam mencari pasangan, masih kalah gesit dibanding Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Hingga Rabu (18/10/2023) malam, Prabowo masih berstatus jomblo. Padahal dibanding rivalnya, Prabowo didukung oleh koalisi gemuk. Lambatnya Prabowo mencari Cawapres, mungkinkah menanti sinyal dari Presiden Jokowi?
Padahal, dalam sepekan terakhir, Prabowo yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) berulang kali menggelar rapat. Pimpinan dari parpol koalisi pun datang silih berganti ke kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta. Namun, sampai tadi malam, siapa yang jadi Cawapres Prabowo masih misteri.
Saat ditanya wartawan di kediamannya siapa yang akan dipilihnya menjadi Cawapres, Prabowo masih menjawab dengan candaan. “Ojo kesusu. Ojo grusa grusu, terus kita. Namanya demokrasi ya,” kata Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Rabu (18/10/2023), seperti dikutip RM.id.
Saat didesak soal peluang putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming menjadi pendampingnya, Prabowo menjawabnya dengan gesture jempol.
Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak juga belum bisa memberikan jawaban pasti. “Segera. Waktu kan masih ada sebelum penutupan pendaftaran. Ojo kesusu, ojo grasa grusu. Tiba waktunya pasti diumumkan,” jawab Dahnil.
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani memilih menjawab dengan pantun. Kata dia, ada dua kriteria dari sosok Cawapresnya Prabowo. Yakni masih muda dan berpengalaman di pemerintahan.
“Indonesia negeri yang kaya, penduduknya berjuta-juta. Kita ingin Indonesia jaya, Prabowo dan anak muda jawabannya,” ujarnya.
Pada pantun kedua, muzani membeberkan sinyal bahwa nantinya Prabowo akan didampingi oleh sosok yang berpengalaman dalam pemerintahan. “Beli pisang sambil sepedaan. Pulangnya mampir stasiun balapan. Cawapres Prabowo akan segera diumumkan Dia sosok berpengalaman di pemerintahan,” ucap Muzani.
Menariknya seharian kemarin, dua tokoh yang masuk dalam bursa Cawapres Prabowo mengurus persyaratan. Mereka adalah Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.
Erick mengurus surat keterangan tidak pernah dipidana di Pengadilan Negeri Jaksel dan SKCK (surat keterangan catatan kepolisian) di Banintelkam Polri. Hal yang sama juga dilakukan Yusril. Sedangkan Gibran yang belakangan menguat digadang jadi Cawapres Prabowo mengaku tidak menyiapkan apa-apa.
Wakil Ketua Umum Golkar Nurul Arifin menanggapi pembuatan SKCK Erick dan Yusril. Nurul mengakui, situasi politik di internal KIM masih dinamis. “SKCK kan nggak lama bikinnya ya, kita tunggu saja. Kita kan nggak tahu arah berlabuhnya di mana (dengan pembuatan SKCK). Makanya saya bilang saat ini masih sangat cair dan dinamis,” tutur Nurul di Gedung DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (18/10/2023).
Ia pun mengaitkan penetapan bakal Cawapres Prabowo masih menunggu sinyal Jokowi. “Tunggu, paling tidak Sabtu inilah, begitu ya. Kita tahu Pak Jokowi masih di luar negeri. Kita lihat saja nanti perkembangannya,” pesan Nurul.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, alasan Prabowo belum menentukan Cawapresnya tentu menunggu keputusan Jokowi. Mengingat, salah satu kandidat yang menguat jadi pendamping Prabowo adalah Gibran yang merupakan putra Jokowi.
“Sudah jadi rahasia umum, Pak Prabowo menunggu sinyal dari Pak Jokowi. Itu nggak bisa dibantah. Publik sudah tahu, sudah menjadi pembicaraan umum, bahwa pendamping Prabowo itu apa kata Presiden,” kata Adi.
Tentu, elite KIM dan Jokowi tengah menghitung betul kekuatan masing-masing bakal Capres-Cawapres. Terlebih saat Ganjar disandingkan dengan Mahfud. Pasangan ini mengubah konstalasi dan strategi politik.
Sebelum Mahfud diumumkan, pasangan Prabowo sudah jelas mengarah ke Gibran. Namun, Mahfud memiliki nama besar, memiliki integritas, dan dikenal sebagai pendekar hukum.
“Tentu dalam konteks itu sedang dihitung betul. Belakangan ini Erick yang kuat. Kalau kemarin masih Mas Wali. Padahal barisan politik Prabowo itu paling banyak jumlahnya,” ulas Adi.
Lagipula, dalam simulasi tiga poros, nama Erick selalu masuk ke putaran kedua ketika disandingkan dengam Prabowo. Namun, belum ada simulasi pasangan lengkap, khususnya jika Prabowo berpasangan dengan Gibran.
“Melihat elektabilitas dan popularitas Gibran masih rendah, riskan. Popularitas Mas Wali itu masih kalah jauh ketimbang yang lain,” kata Adi.
Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis Agung Baskoro mengatakan, KIM merupakan gabungan partai yang ketuanya adalah menterinya Jokowi. Otomatis, arahan Jokowi menjadi relevan untuk menguatkan langkah politik KIM soal Cawapres ideal.
Beda dengan Adi, Agung justru menilai, sosok Gubernur Jawa Timur menjadi nama yang tepat untuk mendampingi Prabowo. “Di titik inilah, secara personal untuk mengimbangi figur Cak Imin dan Mahfud, Prabowo perlu menimbang Khofifah karena diferensiasi atas sosoknya mewakili perempuan sekaligus NU-Jatim,” pungkasnya.(ads)